Bersimpuh di depan pintumu terpaku
Apakah kamu ada dibaliknya?
Mengetuk-ngetuk pintumu perlahan
Meragu, apakah kamu akan menjawab salamku?
Pernah suatu waktu hatimu menyembul sedikit dari balik pintu
itu
Bahkan aku sempat mengira kamu akan membukanya,
Mempersilahkan aku masuk hanya untuk bersama menikmati teh hangat
saat senja.
Meski akhirnya
aku tau, ternyata di dalam sudah ada hati lainnya.
Pernah aku
berpaling dari pintu itu, tapi hanya dalam hitungan hari.
Karna gravitasinya,
dalam hitungan detik saja bisa menyedot segenap perhatianku untuk kembali
menatap dan maratap.
Andai pintu itu
hidup ,
Mungkin sejak
lama kita sudah bersahabat.
Tapi aku yakin ia
mengenalku ,
Karena aku tau
sejak lama ia pun menatapku iba.
Dan puncaknya pada
titik ini, pintu itu kini berkunci ganda,
lalu terbang bersama
pemiliknya.
(NZ. 26/10/2012.
17.44)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar