Fi'il Madhi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Bahasa Arab merupakan
inti dari ajaran Islam karena ajaran-ajaran Islam sebagian besar memakai bahasa
Arab. Bahasa Arab dalam dunia Islam bagaikan air bagi ikan, karena memang salah
satu keunggulan bahasa Arab adalah tentang kekhasannya yang paling cocok untuk
mengungkapkan tentang hal-hal keagamaan dan ketuhanan karena beberapa
keunggulan yang dimiliki oleh bahasa Arab itu sendiri.
Dalam istilah bahasa Arab ada beberapa unsur penting yang menjadi pokok
dalam suatu pembicaraan dengan bahasa Arab, di antara unsur kalimat
tersebut yang akan diuraikan di sini adalah kalimah fi’il atau
dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja. Kalimah fi’il yang digunakan dalam bahasa Arab itu terbagi ke dalam beberapa
macam kategori sesuai dengan waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut serta sesuai
dengan ‘Amil (instruksi) yang datang pada kata kerja tersebut, karena
ditinjau dari segi harakat, kalimat fi’il ada yang mu’rob
(berubah-ubah harakatnya) dan ada yang mabni (tidak dapat diubah harakatnya)
yang mana fi’il madhi adalah di antara yang mabni tersebut.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari fi’il
madhi?
2. Tanda-tanda apakah yang ada pada fi’il madhi?
3. Bagaimana hukum yang berlaku pada fi’il madhi?
4. Bagaimana bentuk fi’il madhi?
5. Bagaimana pola yang ada pada fi’il madhi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fi’il Madhi
Secara terpisah fi’il berarti kata kerja.
Sedangkan madhi berarti yang
telah lampau atau lewat. Jadi, apabila digabung fi’il madhi ialah
kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada
waktu lampau.[1]
B.
Tanda-tanda / Ciri-ciri Fi’il Madhi
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata
kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnya كَـتَـبَ (telah menulis), قَــرَأَ (telah membaca) karena dia
berharakat fathah. Secara lebih jelasnya di sini akan dikemukakan
ciri-ciri dari fi’il madhi yaitu:
1. Bersambung dengan Ta’
fa’il yang berharakat fathah, dhammah, atau kasrah. Ta’
tersebut diletakkan di belakang fi’il dan berfungsi sebagai fa’il
(pelaku perbuatan).
((نَصَرْتُ, نَصَرْتُنَّ, نَصَرْتُمَا,
نَصَرْتِ, نَصَرْتُمْ, نَصَرْتُمَا, نَصَرْتَ seperti:
نَصَرْتُ الْوَلَدَ (Aku telah menolong seorang anak laki-laki)
2. Diakhiri dengan Ta’ ta’nits yang mati (Ta’ yang berharakat sukun, untuk menunjukkan bahwa pelaku perbuatan itu adalah muannats / perempuan), seperti:
نَصَرْتُ الْوَلَدَ (Aku telah menolong seorang anak laki-laki)
2. Diakhiri dengan Ta’ ta’nits yang mati (Ta’ yang berharakat sukun, untuk menunjukkan bahwa pelaku perbuatan itu adalah muannats / perempuan), seperti:
نَصَرَتْ الْوَلَدَ
(Dia satu orang perempuan telah
menolong seorang anak laki-laki)
3. Bersambung dengan Na fa’il (Nun alif, yang menunjukkan fa’ilnya / pelakunya adalah kami / kita), seperti:
نَصَرْنَا الْوَلَدَ
)kami telah menolong seorang anak laki-laki)
4. Didahului
dengan قد yang berarti sungguh. Contoh:
قَدْ قَامَةِ
الصَّلاَةُ (Sungguh
telah didirikan shalat)
5. Secara
bentuk dapat diketahui berdasarkan seluruh wazan fi’il madhi.[2]
C. Hukum Fi’il
Madhi
Di dalam kitab jurumiyyah disebutkan bahwa fi’il madhi difathahkan
huruf akhirnya selamanya atau dengan
kata lain ia mabni ‘alal fath, contohnya نَصَرَ, ضَرَبَ, كَرُمَ . Namun fathah yang ada pada akhir fi’il
madhi ini adalah fathah lafzhy seperti contoh di atas dan fathah
taqdiry (dikira-kirakan) seperti نَهَى, دَعَى, رَمَى dan
dikira-kirakan juga bilamana bertemu dengan dhamir marfu’ (dhamir
muttasil marfu’) karena dhamir itu menjadi fa’ilnya, seperti فَعَلتُ, كَتَبْتُ, نَصَرْتُ dan ia dimabnikan sukun. Jika
ia bertemu dengan wawu jamak maka ia menjadi mabni dhommah
seperti فَعَلوْا
.[3]
Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat tabel di bawah ini:
إذاتصل بألف التثنية
Ketika huruf
akhirnya disam-
bung dengan alif
tatsniah
D. Bentuk Fi’il
Madhi
Fi’il madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan
banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il
(pelaku). Dengan mengambil contoh kata كَتَبَ maka
terdapat 14 bentuk sebagai berikut:
No
|
Dhamir
|
Fiil Madhi
|
Arti
|
Keterangan
|
1
|
هُوَ
|
كَتَبَ
|
Dia (lk) telah menulis
|
Bentuk asli tanpa perubahan
|
2
|
هُمَا
|
كَتَبَـا
|
Keduanya (lk) telah menulis
|
+ ا pada huruf terakhir
|
3
|
هُمْ
|
كَتَبُـوْاْ
|
Mereka (lk) telah menulis
|
+ ـــُوْا pada huruf terakhir
|
4
|
هِـيَ
|
كَتَبَـتْ
|
Dia (pr) telah menulis
|
+ ـتْ pada huruf terakhir
|
5
|
هُمَـا
|
كَتَبَـتَا
|
Keduanya (pr) telah menulis
|
+ ـتـَا pada huruf terakhir
|
6
|
هُنَّ
|
كَتَبْـنَ
|
Mereka (pr) telah menulis
|
+ ـْــنَ pada huruf terakhir
|
7
|
اَنْـتَ
|
كَتَبْـتَ
|
Kamu (lk) telah menulis
|
+ ـْــتَ pada huruf terakhir
|
8
|
اَنْتُمَـا
|
كَتَبْتُمـَا
|
Kalian (lk) telah menulis
|
+ ـْــتُمَـا pada huruf
terakhir
|
9
|
اَنْتُـمْ
|
كَتَبْتُـمْ
|
Kalian (lk) telah menulis
|
+ ـْــتُمْ pada huruf terakhir
|
10
|
اَنْـتِ
|
كَتَبْـتِ
|
Kamu (pr) telah menulis
|
+ ـْـتِ pada huruf terakhir
|
11
|
اَنْتُمَـا
|
كَتَبْتُمَا
|
Kalian (pr) telah menulis
|
+ ـْتُمَـا pada huruf terakhir
|
12
|
انْتُـنَّ
|
كَتَبْتُـنَّ
|
Kalian (pr) telah menulis
|
+ ـْـتُـنَّ pada huruf
terakhir
|
13
|
اَنَـا
|
كَتَبْـتُ
|
Saya telah menulis
|
+ ـْــتُ pada huruf terakhir
|
14
|
نَحْنُ
|
كَتَبْـنَا
|
Kami, kita telah menulis
|
E. Pola Fi’il Madhi
1. Fi’il
Madhi Tsulatsy, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari tiga
huruf. Polanya
فَــعَـلَ
|
ضَرَبَ,
نَصَـرَ, كَـفَـرَ
|
فَــعِـلَ
|
فَهِــمَ،
شَـهِـدَ، عَـلِـمَ
|
فَـعُــلَ
|
حَــرُمَ،
كَــرُمَ ،بَـعُـدَ
|
2. Fi’il
Madhi Ruba’i, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari empat
huruf.
Antara lain
bentuknya yaitu:
1
|
فَعَّــلَ
|
نَــزَّلَ,
عَـلَّمَ, سَــلَّمَ
|
2
|
أ
َفْـعَـلَ
|
أَرْسَــلَ,
أَسْــلَمَ, أَنْــزَلَ
|
3
|
فَـاعَـلَ
|
سَــافَرَ,
خَـاسَمَ, قَـاتَـلَ
|
3. Fi’il Madhi
Khumasi, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari lima huruf.
Polanya antara lain yaitu:
1
|
اِنْفَـعَــلَ
|
اِنْقَـلَبَ,
اِنْطَلَــقَ, اِنْقَطَـعَ
|
2
|
اِفْتَعَـــلَ
|
اِقْتَــرَبَ,
اِجْتَمَــعَ, اِجْتَنَـبَ
|
3
|
تَفَــعَّـلَ
|
تَعَلَّــمَ
, تَــأَخَّــرَ, تَقَــدَّمَ
|
4
|
تَفَــاعَـلَ
|
تَسَــاقَفَ,
تَسَـــاهَـلَ, تَجَـــاهَلَ
|
4. Fi’il
Madhi Sudasi, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari enam
huruf. Contoh polanya di antaranya yaitu:
Pola
|
Contoh
|
اِسْتَفْعَـــلَ
|
اِسْتَحْــوَذَ,
اِسْتَغْفَــــرَ, اِسْتَخْــرَجَ
|
Contoh Perubahan Fi’il
madhi, rubai, khumasi, dan sudasi[6]
Sudasi
|
Khumasi
|
Ruba’i
|
Dhomir
|
|||
اِسْتَفْعَـــلَ
|
تَفــعَّـلَ
|
اِفْتَعَـــلَ
|
اِنْفَـعَــلَ
|
أ
َفْـعَـلَ
|
فَعَّــلَ
|
|
اِسْتَغْفَــرَ
|
تَقَــدَّمَ
|
اِجْتَمَــعَ
|
اِنْقَطَـعَ
|
أَرْسَــلَ
|
نَــزَّلَ
|
هُوَ
|
اِسْتَغْفَــرَتْ
|
تَقَــدَّمَتْ
|
اِجْتَمَــعَتْ
|
اِنْقَطَـعَتْ
|
أَرْسَــلَتْ
|
نَــزَّلَتْ
|
هِيَ
|
اِسْتَغْفَــرْتَ
|
تَقَــدَّمْتَ
|
اِجْتَمَــعْتَ
|
اِنْقَطَـعْتَ
|
أَرْسَــلْتَ
|
نَــزَّلْتَ
|
اَنْتَ
|
اِسْتَغْفَــرْتِ
|
تَقَــدَّمْتِ
|
اِجْتَمَــعْتِ
|
اِنْقَطَـعْتِ
|
أَرْسَــلْتِ
|
نَــزَّلْتِ
|
اَنْتِ
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Fi’il
madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau
peristiwa pada waktu lampau.
2. Ciri dari
fi’il madhi adalah diakhiri ta’ ta’nits yang mati, bersambung
dengan ta’ fa’il, bersambung dengan نا fa’il, didahului
oleh قد , dan secara bentuk dapat diketahui berdasarkan wazan fi’il
madhi.
3. Hukum fi’il
madhi adalah mabni fathah, baik itu fathah lafzhi atau
taqdiry.
4. Fi’il
madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku).
5. Pola fi’il
madhi ada yang tsulatsi, ruba’i, khumasi, dan sudasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. 2006. Ilmu nahwu terjemahan matan jurumiyyah dan
‘imriithy berikut penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hamid, M. Abdul Manaf. 2006. Pengantar ilmu shorof
ishtilahi-lughowi. Nganjuk: Fathul Mubtadi’in.
Khaironi, A. Shohib. 2006. Metode Mustaqilli, cara cepat untuk membaca kitab dan menguasai bahasa
arab. Jatibening:
WCM Press.
[1] M. Abdul Manaf Hamid; Pengantar ilmu shorof
ishtilahi-lughowi, Fathul Mubtadi’in, Nganjuk, 2006, hal.127
[2] A. Shohib Khaironi; Metode Mustaqilli, cara cepat untuk membaca
kitab dan menguasai bahasa arab, WCM Press, Jatibening, 2006, hal. 86
[3] Moch. Anwar; Ilmu nahwu terjemahan matan jurumiyyah dan
‘imriithy berikut penjelasannya, Sinar Baru Algensindo , Bandung, 2006,
hal. 56-57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar