Sabtu, 28 Desember 2013

JUMLAH ISMIYAH (KALIMAT NOMINA) DALAM BAHASA ARAB

JUMLAH ISMIYAH (KALIMAT NOMINA) 

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jumlah ismiyah merupakan susunan kalimat yang diawali dengan ism (kata benda). Sedangkan Jumlah fi’liyah merupakan susunan kalimat yang diawali dengan fi’il (kata kerja). Inilah yang membedakan Jumlah ismiyah dan Jumlah fi’liyah.
Biasanya rangkaian kata yang sempurna itu terdiri atas paling sedikitnya dua kata atau lebih. Berikut adalah contoh kalimat yang terdiri atas dua kata saja
·           Taman itu indah  الحديقة جميلة
·           Masjid itu luas     المسجد واسع
·           Hujan turun نزل المطر

Kalau kita perhatikan contoh-contoh di atas pada kalimat (al hadiqah jamilah) taman itu indah terdiri dua suku kata. Membaca atau mendengar kalimat tersebut semua oarng pasti paham karena ungkapan ini mengandung pikiran yang lengkap. dan karena itu di sebut kalimat sempurna.

B.Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan isi makalah kami merumuskan masalah menjadi beberapa pertanyaan yaitu:
            1.Apa pengertian Jumlah Ismiyah?
2.Apa saja kaidah-kaidah yang terkait dengan Jumlah Ismiyah?






BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Jumlah Ismiyah

كل جملة  تتر كب من مبتد ا وخبرتسمى جملة اسمية

Setiap kalimat yang tersusun dari mubtada dan khabar dinamakan Jumlah ismiyah.[1]
Pendapat lain berpendapat :
Selain itu Jumlah ismiyah merupakan susunan kalimat yang diawali dengan Isim (kata benda)[2].  
           
Contoh: 
(المَسْجِدُ كَبِرٌ masjid itu besar)
( الدَارُ وَاسِعَةٌ  rumah itu luas )

Dari contoh di atas lafaz al masjidu adalah mubtada’, dan lafaz kabiirun adalah khobar. Mubtada’ adalah Isim yang terletak di awal Jumlah yang di baca Rofa’.
Khobar adalah Isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan al jumlah al mufidah, begitu pun contoh yang lainnya.
Jumlah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan susunan kalimat yang terdiri dari dua kata. Sebelum kita membahas Jumlah ismiyah lebih jauh ada baiknya kita bahas terlebih dahulu pengertian Al Ismu atau al Ismyah.
Al Ismu adalah lafaz dalam bahasa arab yang menunjukkan makna suatu benda.
Contoh:  Muhammad, qolamun (pulpen), kirdun  (kera).
Di dalam Al Ismu terdapat tanda-tanda. Di antaranya adalah
a.       Menerima AL
Contoh: Rumah  (البيت) ,Papan tulis   السبورة

b.      Menerima tanwin
Contoh: kitabunbuku كتاب

c.       Biasa di dahului oleh huruf jar.
Huruf  jar yaitu (didalam) في, (ke)  الي, (dari) من, ( عن, (diatas) علي , (seperti)  الكاف, (dengan) الباء.
Contoh: (didalam masjid) في المسجد (ke rumah)الي بيت ,(dari kelas) من فصل.
2.      Kaidah-kaidah
Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembahasannya sangat panjang dan mendetail.

·         Dibaca Rofa
Tanda Rofa’ pada Isim adalah dhommah, wawudan  alif
Contoh:البَيْتُ صَغِيْرٌ rumah itu kecil), al muslimuuna mahiiruuna المُسْلِمُوْنَ مَهِيْرُوْنَ ( orang-orang muslim itu pintar), al tholibaani ‘alimaaniالطَالِبَانِ عَاِلمَانِ   ( dua murid itu pintar).

·         Mubtada’ harus berupa  Isim Ma’rifat.
Yang di maksud Isim Ma’rifat adalah Isim yang sudah jelas maknanya. Isim ma’rifat bisa berupa:
o   Isim alam ( nama sesuatu)
Contoh:  ahmadun  اَحْمَدٌ( nama orang), Indonesia اِنْدُوْنِيْسِيَا  ( nama Negara), baitunبَيْتٌ ( nama tempat)
·         isim dhomiir
Isim dhomiir yang bisa menjadi mubtada ’hanyalah isim dhomir yang munfasil yaitu:
Ø  هو (dia Laki-laki 1),
Ø   هما ( dia laki-laki 2),
Ø  هم ( mereka laki-laki banyak),
Ø  هي  ( dia perempuan 1)
Ø   هما  ( dia perempauan 2),
Ø   هنّ ( mereka pr),
Ø   انت  ( kamu laki-laki 1),
Ø  انتما  ( kamu laki-laki 2),
Ø   انتم (kalian laki-laki),
Ø   انت (kamu 1 perempuan),
Ø   انتما (kamu 2 perempuan),
Ø  انتنّ ( kalian perempuan),
Ø   انا (saya),
Ø   نحن  ( kami / kita).

Contoh:  هُوَ طَوِيْلٌ ( dialaki-laki 1 tinggi),  اَنْتَ مُدَرِسٌ ( kamu laki-laki 1 guru)

·         Isim yang kemasukan al
Contoh:    الفصل جميل ( kelas itu indah)

·         Khobar berupa isim nakiroh
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum.Tanda isim nakiroh adalah adanya tanwin.
Contoh:
) البِلَاطَ نَظِيْفٌ lantai itu bersih)

·         Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muannas dan muzakar serta mufrod, musanna dan jama’nya.
Contoh;
 فَاطِمَةُ جَمِيْلَةٌ  (fathimah itu cantik) زَيْدٌ جَمِيْلٌ ( zaid itu ganteng)الكرة صغيرة   ( bola itu kecil ) التلميذان ماهران  (murid dua itu pintar) الطالبون ضاحكون ( murid-murid itu adalah orang-orang tertawa).





















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jumlah Ismiyah adalah Jumlah yang terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Contoh:  (masjid itu besar المسجد كبير )
Mubtada’ adalah Isim yang terletak di awal jumlah yang di baca rofa’.
Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan al jumlah al mufidah.
Kaidah-kaidah yang terkait dengan Jumlah Ismiyah antara lain
1.      Dibaca rofa’
2.       Mubtada’ berupa Isim ma’rifat
3.       Khobar berupa Isim nakiroh
4.       Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muanas dan mudzakar serta mufrod,mustanna dan jama’nya.








DAFTAR PUSTAKA


Al- Ghulayaini, Mustafa. 1992. Jami’ud Durusil Arabiyyah.
Semarang: CV Asy-Syifa’.

Khaironi, A Shahib. 2010. Al arobiyah li ghoiri arob. Jatibening:
 WCM press

Thalib, Moh. 2002. Tata Bahasa Arab. Bandung : Al-Ma’rif.






[1]  Moh. Thalib, Tata Bahasa Arab, 2002,Bandung : PT Al-Ma’rif, hal. 68
[2] A. Shahib Khaironi, 1   العربية لغير العراب, 132


Disusun Oleh:
Lailatul Ma’rifah                
Fuad Abdul Jalil                 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar