JUMLAH ISMIYAH (KALIMAT NOMINA)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah ismiyah merupakan susunan kalimat yang diawali dengan ism (kata benda). Sedangkan Jumlah
fi’liyah merupakan susunan kalimat yang diawali dengan fi’il (kata
kerja). Inilah yang membedakan Jumlah ismiyah dan Jumlah fi’liyah.
Biasanya rangkaian kata
yang sempurna itu terdiri atas paling sedikitnya dua kata atau lebih. Berikut
adalah contoh kalimat yang terdiri atas dua kata saja
·
Taman itu indah الحديقة جميلة
·
Masjid itu luas المسجد واسع
·
Hujan turun نزل المطر
Kalau kita perhatikan contoh-contoh di atas pada kalimat (al hadiqah
jamilah) taman itu indah terdiri dua suku kata. Membaca atau mendengar
kalimat tersebut semua oarng pasti paham karena ungkapan ini mengandung pikiran
yang lengkap. dan karena itu di sebut kalimat sempurna.
B.Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan isi makalah kami merumuskan masalah menjadi
beberapa pertanyaan yaitu:
1.Apa
pengertian Jumlah Ismiyah?
2.Apa saja kaidah-kaidah yang terkait dengan Jumlah Ismiyah?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Jumlah Ismiyah
كل جملة تتر
كب من مبتد ا وخبرتسمى جملة اسمية
Setiap kalimat yang
tersusun dari mubtada dan khabar dinamakan Jumlah ismiyah.[1]
Pendapat lain
berpendapat :
Contoh:
(المَسْجِدُ كَبِرٌ masjid itu besar)
( الدَارُ وَاسِعَةٌ rumah itu luas )
Dari contoh di atas lafaz
al masjidu adalah mubtada’, dan lafaz kabiirun adalah khobar.
Mubtada’ adalah Isim yang terletak di awal Jumlah yang di
baca Rofa’.
Khobar adalah Isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar
menjadi kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan al
jumlah al mufidah, begitu pun contoh yang lainnya.
Jumlah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan susunan kalimat yang terdiri dari dua kata. Sebelum kita membahas Jumlah ismiyah lebih jauh ada baiknya kita bahas terlebih dahulu pengertian Al Ismu atau al Ismyah.
Al Ismu adalah lafaz dalam
bahasa arab yang menunjukkan makna suatu benda.
Contoh: Muhammad, qolamun (pulpen), kirdun (kera).
Di dalam Al Ismu terdapat tanda-tanda. Di antaranya adalah
a. Menerima AL
Contoh: Rumah (البيت)
,Papan tulis السبورة
b. Menerima tanwin
Contoh: kitabunbuku كتاب
c. Biasa di dahului oleh huruf jar.
Huruf jar yaitu (didalam)
في, (ke) الي,
(dari) من, ( عن, (diatas) علي , (seperti) الكاف, (dengan)
الباء.
Contoh: (didalam
masjid) في المسجد (ke rumah)الي بيت ,(dari
kelas) من فصل.
2. Kaidah-kaidah
Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembahasannya sangat panjang dan mendetail.
·
Dibaca Rofa’
Tanda Rofa’ pada
Isim adalah dhommah, wawudan alif
Contoh:البَيْتُ صَغِيْرٌ rumah itu kecil), al muslimuuna mahiiruuna المُسْلِمُوْنَ مَهِيْرُوْنَ ( orang-orang muslim itu pintar), al tholibaani
‘alimaaniالطَالِبَانِ عَاِلمَانِ ( dua murid itu
pintar).
·
Mubtada’ harus berupa Isim
Ma’rifat.
Yang di maksud Isim Ma’rifat
adalah Isim yang sudah jelas maknanya. Isim ma’rifat bisa berupa:
o
Isim alam ( nama sesuatu)
Contoh: ahmadun اَحْمَدٌ(
nama orang), Indonesia اِنْدُوْنِيْسِيَا ( nama Negara), baitunبَيْتٌ (
nama tempat)
·
isim dhomiir
Isim dhomiir yang bisa
menjadi mubtada ’hanyalah isim dhomir yang munfasil yaitu:
Ø
هو (dia
Laki-laki 1),
Ø
هما (
dia laki-laki 2),
Ø
هم (
mereka laki-laki banyak),
Ø
هي (
dia perempuan 1)
Ø
هما (
dia perempauan 2),
Ø
هنّ (
mereka pr),
Ø
انت ( kamu laki-laki 1),
Ø
انتما ( kamu laki-laki 2),
Ø
انتم (kalian
laki-laki),
Ø
انت (kamu
1 perempuan),
Ø
انتما (kamu
2 perempuan),
Ø
انتنّ (
kalian perempuan),
Ø
انا (saya),
Ø
نحن ( kami / kita).
Contoh: هُوَ طَوِيْلٌ ( dialaki-laki 1 tinggi), اَنْتَ مُدَرِسٌ ( kamu laki-laki 1 guru)
·
Isim yang kemasukan al
Contoh: الفصل جميل ( kelas itu indah)
·
Khobar berupa isim nakiroh
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum.Tanda isim
nakiroh adalah adanya tanwin.
Contoh:
) البِلَاطَ نَظِيْفٌ
lantai itu bersih)
·
Mubtada’ dan khobar
harus bersesuaian dalam hal muannas dan muzakar serta mufrod,
musanna dan jama’nya.
Contoh;
فَاطِمَةُ جَمِيْلَةٌ (fathimah itu cantik) زَيْدٌ جَمِيْلٌ ( zaid itu ganteng)الكرة صغيرة ( bola itu kecil ) التلميذان ماهران (murid dua itu pintar) الطالبون ضاحكون (
murid-murid itu adalah orang-orang tertawa).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah Ismiyah adalah Jumlah yang terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Contoh: (masjid
itu besar
المسجد كبير )
Mubtada’ adalah Isim yang terletak di awal jumlah yang di baca rofa’.
Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar
menjadi kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan al
jumlah al mufidah.
Kaidah-kaidah yang
terkait dengan Jumlah Ismiyah antara lain
1. Dibaca rofa’
2. Mubtada’ berupa Isim ma’rifat
3. Khobar berupa Isim nakiroh
4. Mubtada’ dan khobar harus
bersesuaian dalam hal muanas dan mudzakar serta mufrod,mustanna
dan jama’nya.
DAFTAR PUSTAKA
Semarang: CV
Asy-Syifa’.
Khaironi, A Shahib. 2010. Al
arobiyah li ghoiri arob. Jatibening:
WCM press
Thalib, Moh. 2002. Tata Bahasa Arab. Bandung
: Al-Ma’rif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar