Kamis, 26 Maret 2015

Apakah Waktu Mampu Mengobati Luka Hati?

Setiap orang pernah terluka, tergores pisau, terkena pecahan kaca, kulit terkelupas hingga berdarah karena terjatuh, dan lain-lain. Luka yang demikian hanya butuh beberapa hari atau minggu untuk bisa sembuh. Obatnya pun dengan mudah didapat di apotek terdekat. Jika cukup parah maka kamu bisa mendapatkan perawatan di klinik terdekat atau di rumah sakit dengan bantuan tenaga medis yang cukup ahli di bidangnya.

Lantas bagaimana dengan luka hati, luka batin? Paramedis yang seperti apa yang bisa kita datangi? Obat luka seperti apa yang bisa kita beli? Paling tidak untuk meringankan sakit, perawatan yang seperti apa yang harus kita dapatkan? Jawabannya sungguh bersifat relative. Penanganannya pun cukup beragam, bergantung pada pilihan keputusan kita berikutnya dalam menjalani hidup.

Sebagaimana luka fisik yang penyembuhannya membutuhkan waktu, luka hati juga membutuhkan waktu dalam proses penyembuhannya. Pertanyaan berikutnya, seberapa lama waktu yang dibutuhkan?  Tentu saja, tidak ada yang bisa memastikan, berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi seseorang, untuk memastikan luka hatinya benar-benar sudah dinyatakan sembuh. Karena itu juga tergantung dengan ‘seberapa dalamnya’ luka yang kamu rasanya. Levelnya tidak sama, ada yang masuk dalam tataran biasa-biasa saja, level sedang, dan level yang masuk pada tataran luka yang begitu mendalam. Setiap level memiliki ‘sensasi’ tersendiri lho. Ada yang penasaran pingin ngerasain?..  Syeetthh dah..

Tapi jangan salah, ada pula orang, baik ia sadari ataupun tidak, membiarkan luka ini, menikmatinya, hingga terbiasa. Wal hasil ia tidak melakukan usaha apapun untuk mengobati luka hatinya itu. bertahun-tahun, hingga tubuhnya renta, dan jika mengingat kejadian yang memilukan yang menyebabkan luka hatinya itu, hatinya masih terasa seperti tersayat sembilu. Tidak pernah berusaha untuk mengikhlaskan. Cukup dramatis sih. Tapi secara real, jenis orang yang seperti itu memang ada. Mungkin kamu juga pernah menemukan orang dengan tipenya demikian.

Sebaliknya, ada pula yang ‘tenggelam’ dalam sakit yang tiada tara. Lalu segera berusaha menemukan jalan diantara kepingan hatinya yang masih berserakan dalam kecewa. Tidak mudah memang, tapi bagaimanapun kondisinya, hidup harus berlanjut. Karena hidup tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan.

<a href="https://nitazakiyah.files.wordpress.com/2015/03/lonely-4.jpg"><img class="alignnone size-full wp-image-156" src="https://nitazakiyah.files.wordpress.com/2015/03/lonely-4.jpg" alt="lonely 4" width="240" height="160" /></a>

Lantas, apa yang seharusnya kita lakukan agar luka hati bisa sembuh seiring berjalannya waktu?

Jika kondisi yang tidak menyenangkan itu diibaratkan sebagai hujan, bertepi sejenak ketika hujan hingga sedikit reda mungkin memang dibutuhkan. Tapi ketika langit mulai cerah, teruskanlah perjalanan. Apapun yang terjadi, betapa pun sakit yang kamu rasakan jangan pernah menoleh ke belakang. Karena tanpa menoleh ke belakang pun kamu pasti belum lupa sakitnya seperti apa. Sakitnya tuh di sinnii… --

Dalam kondisi yang demikian, dibutuhkan tekad yang kuat, kesabaran yang cukup, dan jangan lupa, teruslah berusaha dan berdoa. Karena mengulang doa-doa itu seperti kayuhan sepeda, suatu saat ia akan membawamu ke arah yang kamu tuju. Semoga..

Dari waktu kita bisa belajar,

mana yang harus diperjuangkan

mana yang harus dipertahankan, dan

dan mana yang harus diikhlaskan.


(NZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar