BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ejaan
adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa,pemisahan,
penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahas. Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan
huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang Jauh
lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tandabaca sebagai sarananya.Ejaan merupakan kaidah
yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman
hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan dalam bentuk akan berimplikasi
pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang menyetir kendaraan, ejaan
adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para
pengemudi mematuhi rambu itu, terciptalah lalu lintas yang tertib, teratur, dan
tidak semrawut. Seperti itulah kira– kira bentuk hubungan antara pemakai dengan ejaan.
1.2 Masalah
1.
menjelaskan bagaimana cara penggunaan tanda baca yang baik dan benar.
2.
menuliskan dasar-dasar dan
macam macam tanda baca beserta aturan letak penggunaan dan fungsi
dari macam-macam tanda baca tersebut.
3.
.memahami bagaimana cara penggunaan tanda baca yang baik dan benar.
4.
memahami isi tentang tulisan yang ditulis dalam
sebuah karya tulis.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami capai dari
penulisan karya tulis ini adalah:
1.
Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda
baca yang ada
2.
Dapat memahami tata cara dan letak dalam
penggunaan tanda baca
3.
Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda
baca yang baik dan benar
4.
Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan
tanda baca yangbaik dan benar
5.
Dapat mengetahui dasar-dasar fungtuasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemakaian Tanda Baca ( Pungtuasi )
Dalam hal pembuatan karangan ilmiah,
kesalahan huruf dan tanda baca sering muncul. Dalam penulisan tanda baca sering
sekali kita lalai dan melakukan kesalahan dalam penulisanya, sehingga
menjadikan karangan atau karya ilmiah kita
menjadi sebuah karya yang kurang baik karena ada kesalahan dalam penulisanya.Dari
berbagai kesalahan itu, sebenarnya para penulis karya ilmiah mampu untuk
membuat tulisannya, akan tetapi mereka sering lalai dan ceroboh dalam penggunaan
tanda baca. Karena apa, tanda baca selalu di anggap sepele dalam penggunaanya
sehingga kadang menjadikan kalimat itu menjadi rancu dan berbeda arti.
Suatu contoh kita ambil kalimat “kucing makan
tikus mati”.
Dalam konteks kalimat ini jika tidak kita beri
pemisah tanda baca maka akan
menjadikanya sulit untuk dipahamai. Dari
kalimat “kucing makan tikus mati”
siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?,
akan tetapi apabila kita ganti konteks kalimat ini dengan
pemberian tanda baca seperti ini ”kucing
makan, tikusmati”, siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, kemudian
apabila kitagunakan konteks kalimat ini ”kucing makan tikus, mati”, siapakah
yang
mati dalam konteks kalimat ini? Kucing makan
tikus mati adalah salah satu contoh kalimat yang banyak persepsi apabila kita
salah menggunakan tanda bacanya.Oleh karena itu, pemakaian tanda baca dalam
penyusunan kalimat sangat perlu untuk diperhatikan[1].
2.2 Dasar-dasar pungtuasi
Dasar Pungtuasi Bahasa terdiri atas aspek, yaitu aspek bentuk dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental yaitu unsur bahasa yang meliputi: fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Sedangkan unsur suprasegmental adalah unsur bahasa yang kehadirannya tergantung dari unsur segmental, yang terdiri dari tekanan keras, tekanan lemah, panjang, dan sebagainya. Unsur segmental dalam bentuk yang lebih luas disebut sebagai intonasi.
Unsur segmental dapat tergambar dengan jelas walaupun kadang-kadang masih terdapat kelemahan. Untuk unsur suprasegmental beserta gerak-gerik wajah belum dapat dituliskan dengan abjad, persukuan, penulisan kata, dan sebagainya. Sebaliknya, unsur suprasegmental biasanya dinyatakan secara tertulis melalui tanda-tanda baca atau pungtuasi.
2.3 Macam-macam dan fungsi tanda baca
Dari macam-macam tanda baca yang telah
disebutkan di atas, masing masing tanda baca memiliki fungsi dan kegunaanya.
Fungsi dari macam-macam tanda tersebut adalah:
1.Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atauseruan.Misalanya:Ayahku
tinggal di Solo.Saya bekerja disini.
Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka atau
huruf dalam suatubagan.Misalnya:
Patokan UmumIII. Departemen Pendidikan
Nasional.
2.Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam
suatu perincian atau pembilangan.Misalnya:Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Satu, dua,…tiga.
3. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
setara.Misalnya:Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku yang barudibeli ayahnya.
4. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu
pernyataan lengkap yangdiikuti rangkaian atau pemerian.Misalnya:Kita sekarang
memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, danlemari.
5.Tanda Hubung (-)
Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang
terpisah oleh penggantian baris. Misalnya: Di samping cara lama diterapkan juga
cara baru Sebagaimana kata pribahasa, tak
ada ga-yang tak retak
6.Tanda Pisah ( __ )
Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan
kata atau kalmiat yang memberi penjelasan di luar bangun utana kalimat. Misalnya:Kemerdekaan
bangsa itu-saya yakin akan tercapai– diperjuangkanoleh
bangsa itu sendiri.Seminar dan lokakarya penyuntingan buku diselenggarakan oleh
Dikti tanggal 12 Februari– 16 Maret 1990.
7. Tanda Elipsis (…)
Tanda baca ellipsis dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus ataudihilangkan
Misalnya:
Kalau begitu… ya, apa boleh buat.
Sebab kemerosotan… akan diteliti.
Tanda baca… harus digunakan dengan hati -Hati….
Catatan:Jika bagian yang dihilangkan itu
mengakhiri kalimat, perlu dipakaititik empat: tiga menandai penghilangan dan
satu untuk menandai akhir kalimat
8.Tanda Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai di akhir tanda tanya. Tanda
tanya dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
kebenarannya.Misalnya:Uangnya sebanyak sepuluh juta rupiah (?) hilang.Katanya
ia berumur seratus tahun (?)Di setiap ibukota provinsi (?) mereka punya
perusahaan.
9. Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai menggambarkan perintah,
kesungguhan, emosikuat.Misalnya:Bersihkan kamar itu sekarang juga!Masakan,
pahlawan menipu negara!Alangkah piciknya pejabat itu!
10.Tanda Kurung ( ( ) )
Tanda kurung dipakai sebagai mengapit tambahan
keterangan ataupenjelasan.Misalnya:DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah
selesai.
Tanda kurung mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagianintegral pokok pembicaraan.Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama
tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962
11.Tanda Kurung Siku ( [ ] )
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf,
kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau
bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahan
itu memang terdapat di dalam naskah asal.Misalnya:Sang Sapurba men [d] engar
bunyi gemerisik
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yangsudah bertanda kurung.Misalnya:( Perbedaan antara dua
macam proses ini [lihat Bab I] tidak dibicarakan ).
12.Tanda
Petik Ganda ( “…” )
Tanda petik dipakai mengapit petikan langsung,
judul syair, karangan,istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang
dikenal.Misalnya:
Kata Hasan, “ Saya ikut”.
Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar.
Ia memakai celana “cubrai”.
13.Tanda
Petik Tunggal ( „…‟ )
Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau
penjelasan kata atau ungkapan asing.Misalnya:Lailatul
Qadar „ Malam bernilai‟
14.Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode
surat.Misalnya:No. 7/PK/1973
Tanda Garis miring dipakai sebagai pengganti
kata dan, atau, per, atau nomor alamat.Misalnya:Mahasiswa/mahasiswi Harganya
Rp. 1.500/lembarJalan Daksinapati IV/3
15.Tanda
Penyingkat atau Apostrof ( „ )
Tanda apostrof digunkan
untuk menyingkat kata. Tanda ini banyak digunakan dalam ragam sastra.Misalnya:
„kan kucari dari akan kucari.
„lah tiba dari
telah tiba.[2]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan
tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan karya tulis ataukarya ilmiah.
Masing masing tanda baca memiliki aturan dan tata letak penggunaanya, sehingga kita harus cermat dalam
menggunakan tanda baca dan menempatkan tanda baca pada aturan yang telah
ditetapkan. Penggunaan ejaanyang disempurnakan (EYD) sangat dibutuhkan dalam
penulisan karya tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut dapat
tersusun dengan baik dan mudah dipahami.Dari berbagai macam sumber yang telah kami
baca, maka penggunaan tanda baca perlu untuk dipahami dan dipelajari lebih
detail agar penggunaan tandabaca pada karya ilmiah yang kita buat menjadi benar
dan mudah dipahami olehorang-orang yang akan membaca karya tulis kita.
3.2 Saran
Dari
tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Sepertihalnya yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu
semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan
pemahaman kita mengenai pengguanaan tanda baca yang baik dan benar yang tentu saja sesuai dengan EYD.Dan demikian makalah yang dapat
kami buat. Apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami agar
dalam tugas-tugas selanjutnya, kami dapat menyelesaikannya dengan lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Widyayrama.2012.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan.Bandung
Keraf,Gorys.1994.Komposisi Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa.Jakarta
Pengetahuan
Bahasa Indonesia. Di Post oleh Heru,22.38.Pungtuasi. http://heru- moerdhani.blogspot.com/2012/03/pungtuasi.html
.04-10-2013,19.32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar