Oleh: Nita Zakiyah, M.A
Bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam
kehidupan manusia, karena tanpa bahasa kehidupan sosial antar individu yang
membentuk kelompok masyarakat sulit untuk dibina. Karena dengan bahasa manusia
mampu berkomunikasi dan bekerjasama (Kridalaksana: 2005:4). Bahasa dipelajari
oleh tiap manusia secara berproses, yaitu sejak bayi antara usia 6-8 minggu
anak mulai mendekut (cooing), merupakan bunyi-bunyi yang belum bisa
diidentifikasi karena hanya menyerupai bunyi vokal dan konsonan; kemudian
sekitar umur 6 bulan anak mulai mampu berceloteh (babbling) dengan
menuturkan bunyi yang berupa suku kata; lalu pada umur sekitar 1 tahun anak
mulai mampu menuturkan bunyi yang sudah bisa diidentifikasi sebagai kata
meskipun belum lengkap, misalnya untuk kata ikan hanya akan dilafalkan
dengan kan; perkembangan selanjutnya, anak akan mulai berujar dengan
ujaran satu kata (one word utterance), menjelang umur dua tahun barulah
anak mulai mampu berujar dengan ujaran dua kata (two word utterance);
hingga pada sekitar umur 4-5 tahun anak akan mampu berkomunikasi dengan lancar.
Kemampuan berujar anak dengan patokan-patokan di atas bersifat relatif karena
perbedaan faktor biologi pada setiap manusia, namun urutan pemerolehan bahasa
pada anak itu sama: dari dekutan (cooing), ke celotehan (babbling), ke ujaran
satu kata (one word utterance), kemudian ke ujaran dua kata (two word
utterance), dan seterusnya (Dardjowidjojo, 2008:197-199 & Steinberg
dkk, 2001: 3-9).
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa Bahasa merupakan salah satu parameter dalam
perkembangan anak. Kemampuan bicara dan bahasa melibatkan
perkembangan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak.
Kemampuan bahasa pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif
(mendengar dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara). Kemampuan bicara
lebih dapat dinilai dari kemampuan lainnya sehingga pembahasan mengenai kemampuan bahasa
lebih sering dikaitkan dengan kemampuan berbicara. Kemahiran dalam bahasa dan berbicara
dipengaruhi oleh faktor intrinsik yang berasal dari anak dan
faktor ekstrinsik yang berasal dari lingkungan.
Faktor intrinsik adalah kondisi pembawaan
anak sejak
lahir termasuk fisiologi dari organ yang terlibat dalam kemampuan bahasa dan berbicara.
Sementara itu, faktor ekstrinsik menjelma berupa stimulus
yang ada di sekeliling anak terutama perkataan yang
didengar atau ditujukan kepada si anak.
Gangguan bahasa dan berbicara adalah salah satu penyebab
gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Gangguan bicara dan
bahasa terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara, masalah kelancaran
berbicara yang biasa disebut dengan gagap; afasia, yaitu kesulitan dalam menemukan
dan menggunakan kata-kata, biasanya akibat gangguan pembuluh darah otak
(stroke) dan juga luka-luka kepala karena kecelakaan(Cahyono, 1994: 263-264); serta
keterlambatan dalam berbicara atau berbahasa.
Makalah ini akan membahas dan mendeskripsikan salah satu
gangguan kelancaran berbicara atau gagap yang terjadi pada anak dari penyebab
terjadinya, karakteristik atau gejala, serta penanganan pada anak yang
mengalaminya. Secara garis besar, Gagap dapat didefinisikan sebagai gangguan
kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara. Gejalanya
adalah Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang
spasmodik, bisa terjadi spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah,
bibir, dan laring.
Gangguan
kelancaran berbicara menarik untuk dikaji karena gangguan kelancaran berbicara dapat
menghambat anak dalam berkomunikasi dengan orang lain, sehingga dapat
berpengaruh pada kondisi psikologis anak yang dapat berakibat fatal dan membuat anak terisolir dari lingkungan sosial dan pendidikannya.
Dengan diketahuinya salah satu gangguan berbicara tersebut, diharapkan orang
tua atau kerabat terdekat anak dapat mendeteksi sejak dini salah satu gangguan
kelancaran berbicara hingga dapat pula di atasi sedini mungkin.
II.
Gagap atau stuttering merupakan salah satu
bentuk kelainan bicara yang ditandai dengan tersendatnya pengucapan kata-kata. Gagap
terjadi ketika sebagian kata terasa lenyap, penutur mengetahui kata itu, akan
tetapi tidak dapat menghasilkannya (Cahyono, 1994:
262). Wujudnya secara umum, tiba-tiba anak kehilangan ide untuk
mengucapkan apa yang ingin dia ungkapkan sehingga suara yang keluar
terpatah-patah dan diulang-ulang seperti ”i-i-ibu....”, sampai tidak mampu
mengeluarkan bunyi suara sedikit pun untuk beberapa lama. Reaksi ini bersamaan
dengan kekejangan otot leher dan diafragma yang disebabkan oleh tidak
sempurnanya koordinasi otot-otot bicara. Bila ketegangan sudah berlaku, akan
meluncur serentetan kata-kata sampai ada kekejangan otot lagi.
Menurut Tri Gunardi, S.Psi., gagap merupakan
suatu gangguan bicara dimana aliran bicara terganggu tanpa disadari dengan
adanya pengulangan dan pemanjangan suara, suku kata, kata atau frasa, serta
jeda atau hambatan tak disadari yang mengakibatkan gagalnya produksi suara.
Kalau dalam komunikasi, gagap merupakan salah satu gangguan irama kelancaran
(disritmia) dalam tatanan ujaran.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa gagap adalah
masalah gangguan bicara yang mempengaruhi kefasihan bicara. Mereka yang
mengalami kesulitan ini ditandai pengulangan bagian pertama dari kata yang
hendak diucapkannya (seperti mmmmakan), atau menahan bunyi tunggal ditengah
kata (misal begggggini). Sebagian orang yang gagap malah lebih parah, tidak ada
satu suara pun yang keluar, tertahan semua di kerongkongan.
Kemampuan berkomunikasi seorang anak dianggap
terlambat apabila kemampuan berbicara dan penguasaan bahasa jauh di bawah
kemampuan anak-anak seusianya. Salah satu gangguan berbicara adalah gagap. Bicara gagap adalah gangguan kelancaran bicara yang terputus dalam
satu rangkaiannya. Gangguan tersebut pada setiap anak berbeda bentuk
kelainannya, dalam waktu tertentu berlainan jenis gangguan gagap yang timbul.
Sebelum mengetahui gejala gagap lebih lanjut,
perlu diketahui bahwa terdapat tiga tipe gagap berdasarkan berat atau ringannya
gangguan, yaitu :
v
Gagap Perkembangan
Gagap perkembangan biasa terjadi pada
anak-anak usia 2-4 tahun dan remaja yang sedang memasuki masa pubertas. Kondisi
gagap pada periode usia 2-4 tahun merupakan keadaan yang masih wajar terjadi,
karena hanya sebagai bagian dari proses perkembangan bicara anak. Gagap ini biasanya
muncul disebabkan karena kontrol emosi penderita yang masih relatif rendah,
serta antusiasme anak untuk mengemukakan ide-idenya belum disertai dengan
kematangan alat bicaranya. Sementara pada anak remaja biasanya disebabkan
karena rasa kurang percaya diri dan kecemasan akibat perubahan fisik, mental
dan sosial yang sedang dialaminya. Jadi, gagap pada fase perkembangan merupakan
gagap yang masih dalam tahap biasa dan wajar-wajar saja.
v
Gagap Sementara/Gagap Ringan
Anak-anak usia 6-8 tahun sering mengalami
gagap sementara, hal ini biasanya hanya berlangsung sebentar. Umumnya
disebabkan oleh faktor psikologis, misalnya anak mulai memasuki lingkungan baru
yang lebih luas, seperti lingkungan sekolah dan pergaulan, sehingga anak
memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri baik secara mental maupun sosial.
v
Gagap Menetap
Gagap ini dapat terjadi pada anak usia 3-8
tahun. Biasanya lebih banyak disebabkan oleh faktor kelainan fisiologis alat
bicara dan akan terus berlangsung, sebagian kata yang akan dituturkan oleh
penderita gagap akan terasa lenyap, meskipun penutur mengetahui akan kata-kata
yang ingin dituturkannya, namun ia tidak mampu untuk menghasilkan kata-kata
tersebut dengan sempurna. Anak yang menderita gagap menetap, alternatif
penanganannya adalah dengan melakukan terapi wicara (speech therapy).
Gejala Dan Karakteristik Gangguan Kelancaran Berbicara (Gagap)
Gagap merupakan suatu gangguan bicara dimana
aliran bicara terganggu tanpa disadari dengan adanya pengulangan dan
pemanjangan suara, suku kata, kata atau frasa, serta jeda atau hambatan tak
disadari yang mengakibatkan gagalnya produksi suara. Dalam komunikasi, gagap
merupakan salah satu gangguan irama kelancaran (disritmia)
dalam tatanan ujaran.
Gagap atau tidaknya seorang anak sudah bisa
dideteksi sejak fase true speech (bicara benar) di usia 18 bulan.
Kegagapan ini akan tampak jelas di usia 4 - 5 tahun, karena pada usia ini
seharusnya perkembangan bahasa anak sudah baik, pemahamannya sudah bagus,
pembentukan kalimat, bahasa ekspresif, kelancaran bicaranya juga sudah bagus,
serta sosialisasi anak pun sudah lebih luas.
Kondisi gagap pada anak bervariasi dari yang
ringan sampai berat. Pada gagap yang berat, selain sulit atau bahkan tak mampu
mengucapkan kata dengan huruf awal b, d, s, dan t,
juga sering kali diikuti oleh gerakan berulang pada bagian tubuh yang tak bisa
dia kendalikan. Namanya tics, yang terjadi pada wajah atau gerak-gerak
kecil pada bagian punggung yang berulang dan tak terkendali. Gerakan ini
merupakan representasi perjuangan dari dalam dirinya (internal) yang berat
untuk dapat berbicara lancar. Napasnya pun relatif lebih cepat. Serangan gagap
ini dapat terjadi setiap saat dan pada situasi-siatuasi tertentu seperti harus
berbicara di hadapan orang-orang yang dianggapnya memiliki kelebihan daripada
dirinya.
Sementara pada gagap yang ringan, anak dalam
keadaan tertentu dapat bicara normal dan lancar saat sedang sendiri, berbisik,
menyanyi, dan di antara orang-orang yang dia anggap lebih rendah posisi atau
usianya dibanding dirinya. Namun, gagap akan dialami jika ia merasa malu,
rendah diri atau terlampau menyadari kondisi dirinya.
Gagap tidak akan berlanjut sampai dewasa bila
anak diterapi dengan baik dan segera. Selain itu juga dibutuhkan dukungan dari
lingkungan keluarga dan sekitarnya. Namun jika penyebabnya adalah herediter
(keturunan), ada kemungkinan agak sulit untuk disembuhkan. Begitu juga, meski jika
tingkat keparahannya ringan namun tidak ditangani dengan baik. Langkah yang
dapat dilakukan adalah hendaknya anak Segera dikonsultasikan pada ahlinya, yaitu
untuk masalah kecemasannya bisa dikonsultasikan ke psikolog, sedangkan masalah
wicaranya ke terapis wicara, dan masalah performance/kinerjanya ke
terapis okupasi.
Menurut Dr. Ehud Yairi, Ph.D. dari Department
of Speech and Hearing Science, Universitas Illinois, Amerika Serikat,
tanda-tanda anak yang mengalami gagap adalah sebagai berikut :
a.
Anak terlihat mengulang-ulang bunyi
lebih dari dua kali, seperti i-i-i-ini.
b.
Anak tampak
tegang dan berjuang untuk bicara,
hal ini dapat dilihat dari otot-otot wajah anak, terutama
di sekitar mulut.
c.
Nada suara yang tidak stabil, mungkin naik seiring
pengulangan.
d.
Terkadang pula suara anak terdengar seperti tercekat, udara
atau suara tertahan selama beberapa detik.
e.
Jika telah diamati dan ternyata anak mengalami
kegagapan dalam 10% lebih
pada
pembicaraannya, maka kegagapan yang dialaminya dianggap cukup parah.
Penyebab Gangguan Kelancaran Berbicara (Gagap)
Gagap bisa disebabkan oleh faktor fisik maupun psikologis. Faktor fisik kemungkinan berasal
dari keturunan yang menyebabkan ketidaksempurnaan secara fisik, seperti gangguan pada syaraf bicara,
gangguan alat bicara, keterbatasan lidah. Sedangkan faktor psikologis
yaitu ketegangan yang berasal dari reaksi seseorang terhadap
lingkungannya, di antaranya adalah stress
mental karena sesuatu yang dirasakan, namun tidak mampu untuk dilakukan.
Menurut penelitian, gagap lebih banyak disebabkan oleh faktor
psikologis dibanding fisiologis. Trauma, ketakutan, kecemasan, dan kesedihan
pada masa kecil bisa menyebabkan seseorang menjadi gagap sampai dewasa.
Misalnya, anak yang kedua orang tuanya sering bertengkar, sehingga membuat anak
takut, cemas, sedih, dan sering menangis. Cara bicara yang gagap ketika
menangis bisa menjadi kebiasaan sampai ia dewasa.
Penanganan
Anak Yang Mengalami Gagap
Dari hasil berbagai penelitian yang pernah dilakukan oleh
para ahli, mengungkap fenomena, bahwa gagap lebih sering terjadi pada
laki-laki dibanding pada perempuan.
Sementara pada perempuan kecenderungannya adalah menderita latah.
Menurut Drs
Suripto SSpTh, terapis wicara RS Dr Oen Surakarta, beberapa hal yang perlu
diwaspadai terkait dengan gagap adalah apabila orangtua melihat anaknya gagap
yang disertai dengan kesulitan mengucapkannya secara fisik. Sebagai contoh,
anak memperlihatkan kesulitan mengoordinasikan alat-alat bunyi (mulut atau
lidah) sehingga tampak seperti tidak wajar, atau sering memukul anggota
tubuhnya agar keluar kata-kata sebagaimana yang tadi telah disinggung di atas.
Jika hal ini terjadi sebaiknya orangtua segera memeriksa anaknya ke terapis wicara.
Pendekatan yang banyak digunakan oleh terapis wicara untuk menangani anak kecil
yang gagap adalah program pelancaran bicara (fluency-shaping program).
Dalam program ini, fokusnya adalah meningkatkan pengeluaran kata-kata
yang lancar pada anak. Program
tersebut dilakukan dengan tujuan agar anak berbicara satu suku kata atau
kata dengan lambat dan rileks. Jumlah kata-kata ini kemudian pelan-pelan
ditingkatkan sampai anak bisa bicara satu kalimat. Proses ini akan bermula dari
beberapa minggu hingga beberapa bulan atau lebih. Metode ini akan efektif jika
orangtua bisa mengikuti sesi terapi sehingga mereka bisa belajar menggunakan
pendekatan yang sama di rumah (http://harianjoglosemar.com)
Selain langkah di
atas, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua yang dikutip
dari sebuah artikel “Tips Mengatasi Gagap Pada Anak” yang menyatakan
saran mengenai sikap yang dianjurkan atau tidak dianjurkan bagi orang tua dalam
menghadapi anak yang menderita gagap, dengan tujuan agar tercipta suasana ‘nyaman’
yang dianggap akan membantu anak.
Ø
Orang tua hendaknya tidak memerintahkan anak untuk
selalu berbicara dengan tata bahasa yang benar. Biarkan anak untuk berbicara
dengan nyaman dan menyenangkan.
Ø
Manfaatkan waktu makan
bersama untuk melatih kelancaran berbicara anak. Hindari hal-hal lain yang
mungkin mengganggu seperti televisi atau radio dan ciptakan suasana yang tenang di rumah
Ø
Hendaknya tidak selalu mengkritik anak
dengan ucapan seperti pelan-pelan saja atau semacamnya. Komentar semacam ini,
walaupun diucapkan dengan niat baik, hanya akan membuat anak merasa semakin
tertekan.
Ø
Jangan selalu menyuruh anak
untuk berhati-hati dalam berbicara, biarkan
anak berbicara dan mengucapkan kalimatnya sampai selesai, dan ijinkan anak untuk berhenti berbicara
jika ia merasa tidak nyaman.
Ø
Jangan menyuruh anak untuk
mengulangi kata-katanya.
Ø
Berbicaralah dengan pelan
dan jelas kepada anak. Tataplah mata
anak jika berbicara
dengannya. Jangan melihat kearah lain dan hal yang tidak kalah penting adalah hendaknya orang tua tidak
menunjukkan kekecewaan didepan anak.
Ø
Yang paling penting adalah:
seringlah berlatih! Jadilah contoh yang baik bagi anak dengan selalu berbicara
dengan jelas.
Tips Bicara Dengan Penderita Gagap
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai
tips berbicara dengan anak penderita gagap, tema ini begitu penting karena anak
yang mengalami kekurangan pada fisik, yang dalam hal ini terletak pada organ
bicara, secara psikologis kerap mengalami rasa kurang percaya diri dan
cenderung sensitif. dengan demikian, cara berbicara dengan anak yang mengalami
gagap juga harus diperhatikan, demi terciptanya kepercayaan diri pada anak dan
tidak menutup kemungkinan untuk mengurangi penyakit gagap yang diderita oleh
anak.
Berikut adalah apa yang hendaknya
dilakukan oleh orang tua, kerabat, orang-orang terdekat, juga para pendidik
anak (jika berada di sekolah) yang mengalami gagap.
a.
Lihat dan dengarkan dengan cermat dan hati-hati, konsentrasilah saat anak
mengatakan sesuatu daripada mempermaslahkan bagaimana dia berbicara.
b.
Turunkan kecepatan bicara anda dan pastikan bahwa bahasa yang anda gunakan
dimengerti olehnya, penekanan artikulasi diperingan.
c.
Tetaplah perlahan ketika anda bicara.
d.
Cobalah mempunyai waktu yang rutin selama sekolah atau di rumah, untuk
mendiskusikan masa depan yang harus disiapkan anak anda
e.
Bicalah tentang kecepatan bicara anak anda, jika memang dia ingin
membahasnya.
f.
Hindari penekanan bahwa
ketidaklancaran bahasa adalah sesuatu yang salah dan memalukan.
g.
Dengarkan dengan penuh perhatian,
doronglah dalam susasan tidak meneganggkan sebisa mungkin di mana saja.
h.
Tanyakan petunjuk yang benar pada
terapis bicara dan bahasa.
i.
Tunggu dengan sabar hingga anak
menyelesaikan bicara, terus jaga kontak mata.
j.
Bicaralah tentang gangguan ini
secara terbuka tanpa harus mengganggua perasaannya, masalah ini bukanlah tabu
untuk didiskusikan dengan anak. Anggota keluarga lainnya harus ikut mendukung
dalam penanganan gangguan ini.
k.
Jangan takut untuk mengatakan,
bahwa anda tidak mengerti apa yang diucapkannya, suruh anak mengulang bicaranya
dengan pelan dan relaks.
Jika poin-poin di atas merupakan saran
yang hendaknya dilakukan, berikut adalah apa yang hendaknya tidak dilakukan
oleh orang tua, kerabat, orang-orang terdekat, juga para pendidik (jika berada
di sekolah) pada anak yang mengalami gagap.
a.
Tidak mengurangi bahkan menarik perhatian pada
anak kita yang gagap.
b.
Tidak membantu menyelesaikan kalimatnya, atau melengkapi kata atau huruf yang
tertinggal saat dia bicara.
c.
Tidak meniru mimik mereka.
d.
Tidak Menyela atau menghentikan pembicaraannya.
e.
Tidak menuntut mereka berbicara saat mereka tak ingin berbicara.
f.
Tidak mengatakan kepada mereka untuk mulai mengulangi lagi
kalimatnya.
g.
Saat mereka bicara, jangan memberi nasehat: bicara dipelankan,
relaks atau ambil napas dalam.
h.
Tidak menghukum mereka ketika bicara salah.
i.
Hindari kehilangan kontak mata karena akan menunjukkan kejenuhan dan
ketidaksabaran (this can be a sign of boredom or impatience).
Kesimpulan Dan Penutup
Gagap merupakan salah satu gangguan berbicara
selain afasia ataupun keterlambatan anak dalam berbicara. Secara garis besar, Gagap dapat didefinisikan sebagai
gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara. Gejalanya
adalah Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang
spasmodik, bisa terjadi spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah,
bibir, dan laring.
Gangguan kelancaran berbicara ini tidak akan
berlanjut sampai dewasa jika anak diterapi dengan baik dan segera, dan diberi
dukungan dan motivasi dari lingkungan keluarga dan sekitarnya. kecuali jika
penyebabnya adalah herediter (keturunan), ada kemungkinan agak sulit
untuk dihilangkan. Gagap bisa disebabkan oleh faktor fisik maupun psikologis.
Dan gagap lebih banyak disebabkan oleh faktor psikologis dibanding fisiologis,
seperti trauma, ketakutan, kecemasan, dan kesedihan pada masa kecil bisa
menyebabkan seseorang menjadi gagap sampai dewasa.
Mengenai penanganannya adalah dengan membawa
anak penderita gagap ke ahli terapis wicara dengan mengikuti program pelancaran
bicara (fluency-shaping program) dan memperlakukan anak tersebut dengan memperlakukan anak
penderita gagap dengan sebaik-baiknya sebagimana yang telah dianjurkan di atas.
Daftar Pustaka
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2008. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman
Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal – Kristal Ilmu Bahasa.
Surabaya: Airlangga University Press.
Steinberg, Danny D. Dkk. 2001. Psycholinguistics: Language, Mind, and
World. England: Longman.
Effendi, Irwan dan Rahmi Lestari (ed.). 2008. Gangguan Bicara Dan Bahasa
Pada Anak (ebook Pdf).http://www.dokteranakku.com/wp-content/downloads/Buku%20gangguan%20
bicara%20dan%20bahasa.pdf. Diposting Pada Agustus 2008. Diakses pada 15
Juni 2010. Pukul 13.55 WIB.
Judarwanto, Widodo. Bicara Gagap
(Stammering/Stutering) Pada Anak. http://speechclinic.wordpress.com/2009/04/25/bicara-gagap-stammeringstutering-pada-anak/.
Diposting Pada 25 April 2009, Diakses pada 30 Mei 2010. Pukul 06.51 WIB.
Tim Redaksi Klik Dokter dalam Rubrik
Konsultasi Anak. http://anak.klikdokter.com/tanyajawab.php?id=3397.
Diakses pada 03 Juni 2010. Pukul 07.15 WIB.
Anonim. Studi Kasus Anak Gagap (Pdf).
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=15845542.
Diakses pada 3 Juni 2010. Pukul 07.10 WIB.
Anonim. Atasi Gagap dengan Program
Pelancaran Bicara.
Anonim. Definisi Gangguan Bicara Dan Bahasa.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/definisi-gangguan-bicara-dan-bahasa/.
Diposting pada 30 Mei 2010. Diakses pada 03 Juni 2010. Pukul 07.01 WIB.
makasih... ini membantu tgs kuliah saya...
BalasHapussama-sama moga manfaat ya.. :)
BalasHapushhmmm,, ahirnya ketemu juga sama tulisan niy,, thankz postingannya...:)
BalasHapussmoga bermanfaat ya.. kalau berkenan silahkan baca postingan yg lainnya :)
BalasHapusterimakasihh :) sangat membantuu kak :)))) sukses terus yaaa
BalasHapus