Kamis, 25 Oktober 2012

Jika Kamu Kecewa ??


Komplikasi rasa kecewa kerap menjelma laksana sayatan sembilu, mengiris-iris seluruh komponen vital dalam jiwa, dan membuat dunia ini serasa akan runtuh seketika. Saat kamu tau, kamu bukanlah satu-satunya wanita yang ada dihati orang yang kamu sayang (parahnya ia lebih memilih meninggalkanmu dibanding wanita itu?!); atau dengan sebab tertentu yang menjadikan orang yang kamu sayang pergi begitu saja; atau hubungan yang terjalin lama harus putus karena dibina tanpa restu orang tua..dan masih banyak lagi. Sakit yang amat sangat itu memungkin kamu merasa bahwa hidupmu akan berakhir saat itu juga. Namun jangan berpikir ‘bodoh’ dengan larut dalam kekecewaan. Yakinlah apa yang terjadi saat itu bukanlah akhir dari segalanya, tapi awal dari sebuah kehidupan bahagia, hidup yang lebih hidup. 

Problematika Penyebab Rasa kecewa yang ada dalam diri seseorang adalah karena ketidakselarasan antara harapan dan kenyataan yang terjadi. Harapan yang berwujud keyakinan terhadap seseorang berbeda dengan realita yang terjadi. kecewa itu manusiawi, karena kita manusia, kita mampu merasakan kecewa. segala perasaan, baik bahagia, sedih, kecewa, marah, dll. yang mampu kita rasakan adalah salah satu anugrah Ilahi, dan merupakan indikator bahwa hati kita masih berfungsi dengan baik. 
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Kecewa merupakan hal yang sangat wajar, karena apa yang telah tertanam dan menjadi keyakinan, jika tercerabut begitu saja akan meninggalkan luka. Yang membuat rasa kecewa menjadi tak wajar adalah cara seseorang dalam menyikapi kekecewaan tersebut. Stres hingga depresi yang membawa seseorang tak menggunakan akal sehat, hingga memutuskan untuk menyakiti diri sendiri dengan minum racun, bahkan bunuh diri. Naudzubillah..! Entah apa yang ada dipikiran orang tersebut ketika berbuat demikian? Tidakkah terpikir olehnya bayang-bayang orang-orang terdekat yang selalu ada disampingnya. Orang tua, keluarga, saudara, sahabat, teman-teman, bahkan masa depannya kelak yang masih panjang?. Padahal Pada saat itu kita hanya kehilangan satu orang. Itu juga orang yang mungkin menurut Tuhan tidak baik untukmu..!

Pada umumnya, manusia sangat fokus ketika kehilangan suatu nikmat tertentu, hingga mengabaikan nikmat Allah lainnya. Dari Nikmat jasmaniah seperti bernafas, memiliki jasmani yang tidak cacat, hingga nikmat batiniah berupa kasih sayang dari orang tua dan segenap keluarga serta sahabat, yang keseluruhannya merupakan karunia Allah yang diakui atau tidak kerap terlupakan ketika kekecewaan atau patah hati mendera. Atau kecewa pun bisa dijadikan alasan seseorang tuk menyakiti orang lain.

لا يكلّف الله نفسا إلاّ وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت..
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (QS. Al-Baqarah: 286)
Jelas sekali, telah tercantum dalam Al-Qur’an bahwasanya segala apa yang terjadi pada setiap diri manusia, tidak lain dan bukan, karena manusia itu mampu mengembannya. Termasuk yang terjadi pada seseorang yang kecewa atau patah hati. Mungkin Allah sedang memberi pelajaran berharga, seperti ketika kepercayaanmu dalam konteks setia dikhianati, maka –Ia memberi pelajaran padamu agar lebih setia pada pasangan dan lebih dapat menjaga kepercayaan yang dipercayakan padamu; atau kekecewaan ketika apa yang kamu lakukan selalu tidak dihargai, sesungguhnya -Ia sedang mengajarkan padamu arti kesabaran dan agar kamu dapat lebih menghargai orang lain; sama ketika kamu berusaha untuk memahami orang lain tapi orang lain tidak memberi timbal balik yang serupa, sesungguhnya -Ia sedang mengajarkan manisnya keikhlasan sekaligus agar kau lebih membuka pintu hatimu untuk memahami orang lain. dan bukan menyikapinya dengan aksi balas dendam.


Tuhan sang pemilik misteri kehidupan. Ia selalu menganugrahkan pada hamba-Nya segala sesuatu yang dibutuhkan bukan yang diinginkan. Setiap yang terjadi pada diri manusia terdapat hikmah didalamnya. Meskipun kita tidak dapat melihat hikmah dibalik peristiwa saat itu juga, akan tetapi jika kita mengambil pelajaran dan bersabar, cepat atau lambat kita akan mengetahui nikmat dibalik peristiwa yang kita anggap penderitaan tersebut. Berbaik sangka terhadap Allah dapat memberi kekuatan tersendiri, bahwa -Sang Sutradara sedang mempersiapkan kehidupan yang lebih indah.

Peristiwa demi peristiwa yang terjadi laksana harmonisasi kehidupan, melengkapi satu sama lain, alunan-alunan peristiwa tersebut menitikkan goresan-goresan tinta warna-warni. Tak indah jika hidup hanya di isi dengan bahagia, dan tak mungkin hidup hanya terdiri dari penderitaan. Semuanya terdapat porsi masing-masing. Dan kembali pada manusia menyikapinya. Jika setiap peristiwa diterima dengan rasa syukur, niscaya harmoni apapun yang mengalun, hanya akan disikapi dengan rasa syukur tanpa menyisakan ruang untuk su’udzan terhadap-Nya. Man ‘arafallah azala at-tuhmah -  fa-qa la kullu fi’lihi bil hikmah, barangsiapa yang mengenal Allah maka ia akan menghilangkan rasa suudzan terhadap-Nya, dan akan berkata bahwa setiap peristiwa yang terjadi mengandung HIKMAH. (NZ)

**Sebuah pesan sederhana namun amat mendalam dari Ayahanda: “cintai makhluk-Nya dengan sekedarnya saja, jangan melebihi kecintaanmu pada -Sang Khaliq, dan jangan berharap berlebihan kecuali hanya kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar