A. Latar Belakang
Semua anak berhak mendapatkan pendidikan
yang baik tanpa melihat perbedaan suku, bangsa, dan hambatan-hambatan pada
mereka pendidikan terpadu yang ada pada saat ini diarahkan menuju pendidikan
yang inkusif sebagai wadah ideal yang diharapkan dapat mengakomodasi pendidikan
semua anak yang memeiliki kemampuan khusus yang selama ini masih belum
terpenuhi haknya untuk dapat mendapatkan pendididkan layaknya anak-anak yang
lain sebagai wadah yang ideal pendidikan inklusi mempunyai 4 karakteristik
yaitu :
1.
Pendidikan inklusi adalah
proses yang berjalan terus dalam usahanya menemukan cara-cara merespon
keragaman individu anak.
2.
Pendidikan inklusi berarti
memperdulikan cara-cara untuk meruntuhkan hambatan-hambtan anak dalam belajar.
3.
Pendidikan inklusif membawa
mereka makna bahwa anak kecil yang hadir di Sekolah berpartisipasi dan
mendapatkan hasil belajar yang bermakna dalam hidup nya
4.
Pendidikan inklusif
diperuntukan terutama bagi anak-anak yang tergolong marginal, eklusif dan
membutuhkan layanan pendidikan khusus dalam belajar.
B. Dasar Hukum
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan
Nasional
Pasal 5 ayat 2, Mengamatkan bahwa “ Warga Negara yang
memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus .
Pasal 33 ayat 1, Pendidikan khusus
merupakan penididikan bagi peerta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikiti proses pembelajaran Karen fisik, emosional, mental, sosial, atau
memilki potensisal kecerdasan dan bakat istimewa.
UU.RI No20 tahun 2003 tenatang system
pendididikan nasional terutama yang berkenaan dengan pendididkan luar biasa.
UU Ri no 20 1999 dan PD no 25 tahun 2000
tenteng otonomi daerah, Pasal 31 UUD 1945
Tentang Hak Setiap Warga Negara Memperoleh Pendidikan.
Pasal 32 UUSPN no 20 tahun 2003 tentang
pendidikan khusus Pendidikan layanan Khusus.
C Konsep Pedidikan Inklusi
Pendidikan inklusi merupakan perkembangan
terkini dari model pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang secara
formal kemudian ditegaskan pernyataan selama pada konverensi dunia tentang
pendidikan berkelainan bulan juli 1994 bahwa” perinsif yang mendasarsari
pendidikan inklusi adalah bekerja bersama-sama tanpa memandang ksulitan ataupun
perbedaan yang mungkin ada pada mereka.
Melalui pendidikan inklusi anak
berkelainan didik anak bersam-sama anak lainnya untuk mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya (fribereg 1995). Hal ini dilandasi oleh kenyatan bahwa didalam
anak normal dan akan berkebutuhan yang khusus yang tidak dapat dipisahkan
sebagai suatu komunitas.
D . Model Pendidikan Inklusi di Idonesia
Alternatip Penempatan
¨
Kelas regular ( inklusi
penuh ): Yaitu anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain (normal)
dengan kurikulum yang sama
¨
kelas Regular dengan Cluster: yaitu anak berkebutuhan
khusus belajar bersama dengan anak lain di kelas regular dalam klompok khusus
¨
Kelas Regular dengan Pull
out: Yaitu anak berkebutuhan kusus belajar dengan anak lain dikelas regular
namun dalam wahtu-waku ditarik dari kelas regular keruang pengayaan untuk
belajar dengan guru pembimbing khusus atau terapis
¨
Kelas khusu dengan berbagai
pengitgaration: Yaitu anak berkealas khusus belajar dalam kelas kusus pada
sekolah regular namun pada pada bidang-bidang tertentu dapt belajar bersama
anak yang normal di kelas regular
¨
Kelas khusus penuh: yaitu
anak berkebutuhan penuh didalam kelas khusus pada sekolah regular.
Setiap sekolah inklusi dapat memiliki
model mana yang akan diterapkan terutama tergantung pada: Jumlak anak
berkebutuhan khusus, jenis kelamin anak, gradasi (tingkat) kelaian anak, Kebijakan
dari kepaka sekolah atau ketua yayasan, Kesispan kurikulum, Ketersediaan tenaga
pendidik, dan saran dan perasaran yang tersedia.
E. Komponen Yang harus disiapkan
Adapun mutu proses belajar mengakar
ditentukan oleh berbagai faktor (komponen) yang saling berkaitan satu sama lain
diantaranya meliputi: Input siswa, Kurikulum, Tenaga Pendidikan, Sarana dan
perasarana, Dana, Manajemen,dan Lingkungan.
F. Kriteria Anak Berkebutuhan Khusus Bersekolah di Sekolah
Inklusi
1) Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada
dasarnya terbagi menjadi 2 diantaranya:
¨
Layanan pendidikan awal
Yang teridri dari program terapi
interperensi dini dan program terapi
¨
Layanan pendidikan lanjutan
Yang terdidri dari kelas teransisi dan
program lanjutan lain seperti program inklusi, program terpadu sekolah khusus
Autistik, program dirumah dan Gria rehabilitas autestik.
2)
Progeram Terapi Intervensi Dini
Program-program intevansi dini
memperlihatkan efektifitas dan keberhasilannya dan efektifis dari suatu program
pada seorang anak dan tidak efektif bahkan kontraindiksi bila dilakukan pada
anak lain, kerangka teori pda setiap program akan berpengaruh dalam strategi
dan metode evaluasi, maka keluarga dokter dan penyediaan pelayanan perlu
mengetahui filospi pada masing-masing keputusan yang tepat dalam sterategi
intervensi.
3)
Progeram Terapi
¨
Terapi perilaku(Behavior
theropy): Membantu anak mempelajari perilaku
yang noramal.
¨
Terapi Wicara: Membantu
anak melancarkan otot-ototmulut sehingga membantu anak berbicara dengan baik.
¨
Terapi Okupasi: Untuk
melatih motorik halus anak
¨
Terapi bermain adalah
belajar sambil bermain
¨
Terapi mendikamentosa atau
obat-obatan oleh dokter berwenang
¨
Terapi melalui makanan
untuk anak-anak dengan masakah alergi makanan tertentu
¨
Sensori Intergration
Therpy agar pendengaran anak sempurna
¨
Biomedical treatmen atau
therapy
¨
penangan biomedis yang
paling mutahir melalui perbaikan kondisi tubuh agar telepas dari paktor yang
merusak misal nya keracunan logam berat. Dll.
4)
Kelas Transisi
Kelas ini ditunjukan untuk anak yang
memerlukan layanan kebutuhan khusus program kelas teransisi bertujuan membantu
layanan pendidikan lanjutan dalam kelas ini akan digali dan dikembangkan
kemampuan, potensi dan minat anak sehinga akan terlihat gambaran yang jelas
mengenai tingkat keparahan dan keungulan anak yang merupakan karakteristik
sepesipik dari tiap-tiap indvidu.
5)
Program Pendiddikan inklusi
Progeram pendidikan inklusi dapat berhasil
bila ada: Ketertiban dari sekolah umum, Tes masuk tidak didasari tes IQu,
Peningkatan SDM guru, Proses guru pendamping, Dukungan dari pihak sekolah, Tersedianya Tempat Khusus,
Sebelum masuk anak diperkenalkan pada lingkunan, kegiatan-kegaiatan, idealnya
dalam suatu kelas, dan batasan kemampuan adalah program kurikulum menengah dan
lanjut dari manual yang dibuat oleh Catherine Maurice, 1996.
6)
program pendidikan terpadu
Program ini
akan berhasil bila: idealnya anak bearhak memilih, anak dapat tamat karena
selesai meleweati pendidikan, tersedianya tempat khusus
7)
sekolah khusus
Sekolah ini
diperuntukkan bagi anak-anak autistis yang tidak memungkinkan mengikuti
pendidikan dan pengajaran sekolah direguler. Karakteristik anak ini adalah
sangat sulit untuk berkontraksi dengan adanya distraksi disekeliling mereka.
8)
program sekolah dirumah
(homes schooling program)
Tujuan
program ini adalah: Untuk mengembangkan
pengenalan diri, sensor motorik, bahasa resertip, ekspersip serta kemapuan
sosialnya, kemampuan motorik dasar dan halus, emosi dan spiritual dan mengurangi atau
menghilangkan perilaku yang menyimpang.
9)
panti (griya) rehabnilitas
autistik adalah untuk: mengembangkan pengenalan diri, sensor motor dan persepsi,
motorik kasar, halus, kemapuan berbahasa dan komunikasi, bina diri, kemampuan
sosial, mental dan spiritual dan mengembangkan keterampila kerja terbatas
sesuai dengan bakat, miat, kemapuan dan potensi.
PENELUSURAN
ANAK BERBAKAT
·
Masalah pokok dalam
merencanakan pelayanan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki bakat-bakat
unggul ialah bagaimana menelusuri dan menemukan, atau mengidentifikasi
anak-anak tersebut.
·
Tujuan dari proses
identifikasi anak berbakat ialah untuk mengetahui siapa yang mampu (memenuhi
persyaratan) mengikuti program khusus sebagai pelayanan pendidikan bagi mereka
yang memiliki bakat-bakat unggul dalam salah satu atau beberapa bidang.
·
Pertimbangan-pertimbangan
untuk menelusuri anak berbakat memerlukan bebrapa langkah yaitu:
Ø Konsep anak berbakat
Anak berbakat ialah mereka yang memiliki
kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi
Ø Ciri-ciri anak berbakat
Menurut martison (1974) mengatakan bahwa
terdapat beberapa anak berbakat yaitu:
v Membaca pada usia lebih muda, cepat, dan lebih banyak
v Pembendaharaan kata yang luas, Rasa ingin tahu yang kuat dan minat
dan Inisiatif
v jawaban yang baik, bekerja sendiri, banyak gagasan dan luwes dalam berpikir
v terbuka pengamatan yang
tajam, konsentrasi jangka panjang dan berfikir kritis
v mencoba hal-hal baru, daya abstrak, konseptualisasi dan sintesis
yang tinggi
v menyukai kegiatan intelektual, cepat menangkap, dan perilaku
terarah
v daya imajinasi kuat, banyak kegemaran, daya ingat kuat dan puas
akan prestasi
v peka&menggunakan filsafat, menginginkan kebebasan.
·
Ciri-ciri yang nampak
unggul dari anak berbakat dapat menyebabkan masalah-masalah tertentu misalnya:
v sikap kritis dapat mengarahkan sikap meragukan
v kreatif terhadap hal-hal baru menyebabkan tidak menyukai
tugas-tugas rutin
v
perilaku ulet menyebabkan
memaksakan pendapatnya
v kepekaan dapat menyebabkan mudah tersinggung
v semangat tinggi menyebabkan kurang sabar dan kurang tenggang
rasa
v dengat minatnya yang beraneka ragaman membutuhkan keluwesan dan
dukungan
v kemandirian serta kebebasan menyebabkan tidak mudah menyesuaikan
diri atau tunduk terhadap tekanan
v pengajaran yang kurang menantang menyebabkan bersikap acuh tak
acuh
·
Indikator keberbakatan
Kuisioner penilaian ciri-ciri anak
berbakat yang harus diisi oleh guru kelas (Munandar, S.C.U.,1982). Ciri-ciri
itu meliputi :
a)
Matra ciri-ciri intelektual
v Mudah menangkap pelajaran, Ingatan baik dan Perbendaharaan kata
luas
v Penalaran tajam, Daya konsentrasi baik, Menguasai banyak bahan
v Senang dan sering membaca, Ungkapan diri lancar dan jelas
v Pengamatan yang cermat, Senang mempelajari kamus
v Cepat memecahkan soal, Cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan
v Cepat menemukan asas dalam suatu uraian, Mampu membaca pada usia
muda
v Daya abstraksi tinggi, Sibuk menangani berbagai hal
b)
Matra ciri-ciri kreativitas
v Dorongan ingin tahu besar dan Sering mengajukan pertanyaan yang
baik
v Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
v Bebas dalam menyatakan pendapat dan Mempunyai rasa keindahan
v Menonjol dalam salah satu bidang seni dan Mempunyai pendapat
sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh
v Rasa humor tinggi, Daya imajinasi kuat dan Keaslian
(orisinilitas) tinggi
v Dapat bekerja sendiri dan Senang mencoba hal-hal baru
v Kemampuan mengembangkan atau merinci suatu gagasan.
c. Matra ciri-ciri motivasi
¨
Tekun menghadapi tugas, Ulet
menghadapi kesulitan dan tidak memerlukan dorongan
¨
Ingin mendalami bidang
pengetahuan yang diberikan dan Selalu berusaha berprestasi
¨
Senang dan rajin belajar,
penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
¨
Dapat mempertahankan
pendapat-pendapatnya, mengejar tujuan-tujuan jangka panjang dan Senang mencari
memecahkan soal-soal
¨Alat Ukur
atau Tes
Sesuai dengan konsep Renzulli tentang
keberbakatan maka alat-alat ukur atau tes yang kita pakai untuk menelusuri anak
berbakat meliputi:
1) tes intelegensi untuk mengukur kemampuan intelektual. Tes
intelegensi dapat berupa tes intelegensi kelompok maupun perorangan, dan dapat
terdiri hanya satu jenis tugas dan dapat meliputi subtes yang masing-masing
mengukur aspek intelegensi yang berbeda.
2)
tes kreativitas untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif. Tes kreativitas dapat bersifat verbal,
jika tugas yang di tuntut di ungkapkan dalan kata-kata, atau bersifat figural,
jika tugas yang dituntut di ungkapkan dalam bentuk gambar.
3)
tes prestasi belajar untuk
mengukur hasil belajar anak yang mencerminkan juga motivasi anak untuk belajar
serta tanggung jawabnya terhadap tugas. Prestasi belajar anak dapat dinilai
dari angka rapor atau dari tes prestasi belajar baku.
¨
Sumber Informasi Lain
Terdapat sumber-sumber informasi lain yang
diperoleh dari orang-orang yang diperkirakan mampu mengidentifikasi
keberbakatan anak, informasi antara lain dapat diperoleh dari: Guru, Orang Tua dan
Teman sebaya
¨
Prosedur Pelaksanaan
Penelusuran Anak Berbakat
Pada umumnya proses pelaksanaan
penelusuran anak berbakat berlangsung melalui dua tahap:Tahap penjaringan (screening)
dan Tahap seleksi atau identifikasi
¨
Penentuan Hasil Seleksi
Setelah semua data seleksi terkumpul, maka
berdasarkan patokan atau tolok ukur yang telah disepakati, panitia yang
biasanya terdiri dari ahli psikologi dan pendidikan menentukan siapa-siapa yang
dinilai cukup berbakat untuk dapat mengikuti program pemerkayaan, tergantung
pada macam keberbakatan yang dicari.
Bagaimana keputusan terakhir tergantung
dari kombinasi antara hasil-hasil yang diperoleh dari bermacam-macam alat
seleksi.
¨
Pertemuan dengan Orang Tua
Pertemuan dengan orang tua juga merupakan
hal yang penting dalam pelayanan pendidikan anak berbakat, dan diadakan sebelum
dan sesudah hasil seleksi. Pertemuan sebelum hasil seleksi bertujuan menjelaskan
kepada orang tua maksud seleksi dan pentingnya identifikasi anak berbakat agar
mereka memperoleh pengalaman pendidikan sesuai dengan bakat kemampuannya.
MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS ANAK
¨
Mengapa Kreativitas Penting
dalam Hidup?
ü Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan
perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia
ü Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk
melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.
PENDIDIKAN
DAN KURIKULUM YANG BERDIFERENSIASI
1. Pendidikan Yang Berdiferensiasi
Pendidikan yang berdiferensiasi
yaitu yang memberikan pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan
intelektual siswa (Ward, 1980). Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan ialah
keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan-kegiatan belajar terlalu mudah
dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat sehingga kemampuan-kemampuan
mereka yang unggul tidak akan tampil (Stanley, 1976).
Mengapa
seorang berprestasi di bawah potensinya? Hal itu mungkin timbul karena ia
mengalami kesulitan atau gangguan perilaku (anak yang agresif, yang menarik
diri, atau yang tidak menentu sifatnya). Kemungkinan lain ialah karena ia
kurang bermotivasi menghadapi kurikulum yang kurang memberi tantangan untuk
berprestasi.
Program
pendidikan bagi siswa berbakat dapat diselenggarakan melalui berbagai cara yang
umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu:
ü Mempercepat waktu belajar (akselerasi), meluaskan pengalaman dan
pengetahuan kurikulum biasa (pemerkayaan horisontal)
ü Memberikan kesempatan untuk mendalami mata pelajaran yang
diminati (pemerkayaan vertikal) dan Mengembangkan ketrampilan penelitian
a. Ruang sumber (resource room)
Aspek positif
ü Siswa dapat mengembangkan ketrampilan khusus yang di minati yang
tidak diberikan dalam kurikulum biasa
ü Siswa dapat bekerja dengan siswa-siswa lain yang mempunyai minat
dan kemampuan yang sama
b. Kelas Khusus Untuk Sebagian Waktu
Aspek Positif
ü Lebih mudah mengembangkan kurikulum dan cukup waktu melaksanakan
proyek-proyek khusus
ü Lebih mudah merencanakan studi-studi lapangan dan Lebih banyak
waktu untuk bertukar pengalaman antar siswa, yang dapat meningkatkan motivasi
c. Kelas Khusus Penuh di dalam Sekolah
Aspek positif
ü Memungkinkan siswa berbakat berkomunikasi baik dengan siswa
berbakat lainnya maupun dengan siswa-siswa biasa.
ü Guru-guru lain dapat mengamati dan mempelajari metode-metode
mengajar di dalam kelas untuk anak berbakat
ü Memberikan program berkelanjutan bagi anak berbakat, memungkinkan
percepatan (akselerasi) dan Lebih mudah mengatur penjadwalan
Kemungkinan masalah
ü Membutuhkan ruang, sarana dan sumber-sumber khusus
ü Guru-guru bersikap kurang positif
ü Adanya kecenderungan untuk memberi label (cap)
d.
Sekolah di waktu libur panjang
Aspek Posotif
ü Tersedianya tenaga guru di waktu-waktu libur
ü Diberi tambahan kesempatan belajar dan dapat menjajaki
bidang-bidang minat baru
ü Peluang untuk melatih guru-guru dalam pendidikan
ü Memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia di musim libur
ü Tidak terikat pada kurikulum, peraturan dan mau mengorbankan
waktu liburnya
ü Kesulitan menolak dan Waktu yang terbatas
e.
Meloncat Kelas
Aspek Positif
ü Dapat menyelesaikan suatu jenjang pendidikan lebih cepat
ü Mengatasi kebosanan dan tidak membutuhkan tambahan biaya, guru
atau sarana
Kemungkinan Masalah
ü Dapat kehilangan ketrampilan-ketrampilan dasar tertentu
ü Tanpa pemerkayaan, proses-proses pemikiran tinggi tidak
dirangsang
ü Diperhatikan hanya keunggulan akademis, bukan kematangan sosial
serta perkembangan fisik
ü Bisa merasa bosan di kelas yang lebih tinggi tanpa kurikulum
yang berdiferensiasi
f.
Program di luar sekolah
Aspek Positif
ü Memberi peluang pada anak dan tidak mengganggu jadwal kurikulum
biasa
ü Kesempatan untuk melakukan kegiatan atau studi lapangan
g. Program Mentor
Aspek positif
Memberikan pengetahuan tambahan, Memberikan
pengalaman nyata dan Mengurangi beban guru di sekolah
h. Masuk Perguruan Tinggi Lebih Awal
Aspek Positif
ü Menghemat waktu dan biaya pendidikan dan mendapat pengalaman
belajar yang lebih menantang
ü Siswa-siswa yang dipercepat tidak mengalami kerugian emosional,
bahkan mereka tampak lebih baik daripada yang tidak memperoleh kesempatan ini.
2. Kurikulum yang Berdiferensiasi
Kurikulum
secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, dirumah,
dan di dalam masyarakat dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensinya
(Sato, 1982)
Jika
kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak
pada umumnya, maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap
perbedaan-perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik.
¨
Dasar Pertimbangan Untuk
Pendidikan Anak Berbakat
Beberapa pertimbangan atau ulasan mengapa pelayanan
pendidikan khusus bagi yang berbakat perlu, yaitu:
a)
Keberbakatan tumbuh dari
proses interaktif antara lingkungan yang merangsang dan kemampuan pembawaan dan
prosesnya.
b)
Pendidikan atau sekolah
hendaknya dapat memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada semua anak
untuk mengembangkan potensinya (bakat-bakatnya) sepenuhnya.
c)
Jika anak berbakat di
batasi dan dihambat dalam perkembangannya, jika mereka tidak di mungkinkan,
sering mereka menjadi bosan, jengkel, atau acuh tak acuh.
d)
Terhadap kekhawatiran bahwa
pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat akan membentuk kelompok “elite” .
Perlu dipertanyakan apa itu kelompok elite. Apabila dengan elite dimaksud
“golongan atas” maka memang ditinjau dari keunggulan bakat dan kemampuan mereka
tergolong elite.
e)
Anak dan remaja berbakat
merasa bahwa minat dan gagasan mereka sering berbeda dari teman sebaya, hal ini
dapat membuat mereka merasa terisolasi, merasa dirinya “lain daripada yang
lain”
f)
Jika kebutuhan anak
berbakat dipertimbangkan, dan dirancang program untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan mereka sejak awal, maka mereka menunjukan peningkatan yang nyata
dalam prestasi, sehingga tumbuh rasa kompetensi dan rasa harga diri.
g)
Mereka yang berbakat jika
diberi kesempatan dan pelayanan pendidikan yang sesuai akan dapat memberi
sumbangan yang bermakna kepada masyarakat dalam semua bidang usaha manusia.
h)
Dari sejarah tokoh-tokoh
yang unggul dalam bidang tertentu ternyata memang ada di antara mereka yang
semasa kecil atau sewaktu di bangku sekolah tidak dikenal sebagai seorang yang
menonjol dalam prestasi sekolah, namun mereka berhasil dalam hidup.
¨
Kebijakan
1. Kebijakan tentang Pelayanan Pendidikan
Anak Berbakat
2. Kebijakan tentang Pengembangan
Kreativitas
3. Peranan Kreativitas dalam Program
Pendidikan Anak Berbakat
¨
Konsep Anak Berbakat dan
Keberbakatan (Giftedness)
Anak berbakat adalah mereka yang ole
orang-orang professional di identifikasi sebagai anak yang mampu mencapai
prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul.
Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara
potensial maupun yang telah nyata, meliputi: Kemampuan intelektual umum, akademik
khusus, berpikir kreatif-produktif, memimpin, Kemampuan dalam salah satu bidang
seni, psikomotor (seperti dalam olah raga)
§ Konsepsi Renzulli tentang Keberbakatan
Renzulli dan kawan-kawan (1981) menyatakan
bahwa tiga cirri pokok yang merupakan kriteria keberbakatan ialah: kemampuan
umum di atas rata-rata, kreatifitas di atas rata-rata, dan pengikatan diri
terhadap tugas (task commitment cukup tinggi)
Suatu definisi merupakan pernyataan yang
di ungkapkan secara eksplisit dan
menjadi bagian dari kebijakan dan bahkan juga dari peraturan (Renzulli, 1981).
Oleh karena itu adalah penting bahwa suatu definisi mengetahui tiga criteria
berbakat yaitu:
1)
Harus berdasarkan riset
tentang karakteristik orang berbakat.
2)
Memberikan arah dalam
seleksi dan/atau pengembangan instrument dan prosedur identifikasi.
3)
Memberikan arah dan
berkaitan dengan praktek program, seperti seleksi mencari dan metode instruksi
serta seleksi dan pelatihan guru anak berbakat.
Masing-masing definisi keberbakatan
mempunyai maknanya sendiri. Manfaat dari definisi USOE ialah (Davis & Rimm,
1985) yaitu: Tidak hanya mengenal intelejensi umum yang tinggi sebagai bakat
dalam bidang akademik khusus, seperti matematika dan sastra, dan dalam bidang
seni; disamping itu juga bakat kreatif, kepemimpinan, dan psikomotor.
HASIL-HASIL
SEMINAR SEHUBUNGAN DENGAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT
1. Identifikasi Anak Berbakat
Bahwa keberbakatan itu bersipat
multidimensional dan bahwa anak berbakat secara potensial atau sudah nyata
memiliki kemampuan unggul dalam salah satu atau beberapa bidang.
Adapun ciri-ciri anak berbakat meliputi
fisik mental-intelektual imosional dan cirri-ciri sosial.
1. Progeram pendidikan anak berbaktat
Sehubungan dengan penyelenggaraan program
pendidikan anak berbakat meliputi: Sistem pendidikan, Materi Pendidikan, Tenaga
pendidikan, Sistem Pendidikan bagi anak berbakat.
KURIKULUM
BERDIFERENSIASI
UNTUK
SISWA BERBAKAT
A. Pengantar
Kurikulum ialah serangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyekenggaraan kegiatan belajar
mengajar (departemen pendidikan dan kebudayaan 1994:4 )
Isi kurikulum pendidikan dasar menurut
sepuluh mata pelajaran termasuk muatan lokal. Muatan lokal berpungsi memberi
peluang untuk mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu ntuk daerah yang
bersangkutan . kegiatan exsterakulikuler yang berupa kegiatan pengayaan dan
kegiatan perbaikan berkatan dengan program kulikuler.Kegiatan program tambahan
ini berupa kegiatan perbaikan dan kegiatan pengayaan mengembangkan kurikulum
berdiferensisasibagi siswa berbakat, hal ini didukung oleh kebijaksanan dalam
GBHN 1993 dan UUSPN 1989 mengenai pelayanan pendidikan siswa berbakat.
B. Kurikulum Berdiferensiasi
Jika kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak
pada umum nya maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawban terhadap
perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik , pendidikan yang berdiferensiasi
yaitu yang memberi penglaman pendidikan
yang disesusaikan dalam minat dan kemampuan intelektuel siswa.
Beberaapa unsur pokok yang perlu
diperhatikan ialah: Materi yang lebih cepat, lebih maju, pemahaman lebih
majemuk, tingkatan dan jenis sumber, waktu belajar, menciptakan impormasi,
memindahkan pembelajaran, pengembangan, dan kemandirian dalam berpikir.
Asas-asas kurikulum yang berdiferensiasi yang
dikembangkan oleh leadership training institute sebagai berikut:
- materi yang berhubungan denag isu , tema atau masalah yang luas
- Memaduak banyak disiplin dalm bidang studi.
- Pengalaman yang komperhensip
- Kesempatan untuk mendalami topic yang dipilih sendiri
- Mengembangkan keterampiklan dalam belajar
- Keteampilan berpikir yang lebih tinggi ,yang produktif,komplrks,dan absterak.
- Memusatkan pada tugas yang berahir tebuka
- Mengembangkan keterampilan dn metode penelitian.
- Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan yang lebih tinggi dalam kurikulum. Menghasilkan gagasan-gagasan baru
- Mendorong siswa untuk mengembangkan pokok yang menggunakan teknik bahn, dan bentuk baru.
- Mengembangkan pemahaman diri
- Menilai prestasi siwa.
C. Memodifikasi Kurikulum
Maker menekankan bahwa kurikulum anak
berbakat memerlulan modipiksi dalam 4 bidang , yaiatu materi konten yang
diberiakn proses atau metode pembelajaran ,produk yang diharapkan dari siswa
dan lingkungan belajar.
1)
Modifikasi Konten Kurikulum
2)
Modifikasi proses Metode
Pembelajaran.
3)
Modifikasi Produk Belajar
4)
Memilih Modifikasi yang
sesuai
5)
Modifikasi Lingkungan
Belajar
6)
Rencana Kurikulum
7)
Makna dari Kurikulum Berdiferensiasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar