Minggu, 10 Maret 2013

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS


A.    Latar Belakang
Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang baik tanpa melihat perbedaan suku, bangsa, dan hambatan-hambatan pada mereka pendidikan terpadu yang ada pada saat ini diarahkan menuju pendidikan yang inkusif sebagai wadah ideal yang diharapkan dapat mengakomodasi pendidikan semua anak yang memeiliki kemampuan khusus yang selama ini masih belum terpenuhi haknya untuk dapat mendapatkan pendididkan layaknya anak-anak yang lain sebagai wadah yang ideal pendidikan inklusi mempunyai 4 karakteristik yaitu :
1.      Pendidikan inklusi adalah proses yang berjalan terus dalam usahanya menemukan cara-cara merespon keragaman individu anak.
2.      Pendidikan inklusi berarti memperdulikan cara-cara untuk meruntuhkan hambatan-hambtan anak dalam belajar.
3.      Pendidikan inklusif membawa mereka makna bahwa anak kecil yang hadir di Sekolah berpartisipasi dan mendapatkan hasil belajar yang bermakna dalam hidup nya
4.      Pendidikan inklusif diperuntukan terutama bagi anak-anak yang tergolong marginal, eklusif dan membutuhkan layanan pendidikan khusus dalam belajar.

B.    Dasar Hukum
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
Pasal 5 ayat 2, Mengamatkan bahwa “ Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus .
Pasal 33 ayat 1, Pendidikan khusus merupakan penididikan bagi peerta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikiti proses pembelajaran Karen fisik, emosional, mental, sosial, atau memilki potensisal kecerdasan dan bakat istimewa.
UU.RI No20 tahun 2003 tenatang system pendididikan nasional terutama yang berkenaan dengan pendididkan luar biasa.
UU Ri no 20 1999 dan PD no 25 tahun 2000 tenteng otonomi daerah, Pasal 31 UUD 1945  Tentang Hak Setiap Warga Negara Memperoleh Pendidikan.
Pasal 32 UUSPN no 20 tahun 2003 tentang pendidikan khusus Pendidikan layanan Khusus.

C Konsep Pedidikan Inklusi
Pendidikan inklusi merupakan perkembangan terkini dari model pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang secara formal kemudian ditegaskan pernyataan selama pada konverensi dunia tentang pendidikan berkelainan bulan juli 1994 bahwa” perinsif yang mendasarsari pendidikan inklusi adalah bekerja bersama-sama tanpa memandang ksulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka.
Melalui pendidikan inklusi anak berkelainan didik anak bersam-sama anak lainnya untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya (fribereg 1995). Hal ini dilandasi oleh kenyatan bahwa didalam anak normal dan akan berkebutuhan yang khusus yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas.

D . Model Pendidikan Inklusi di Idonesia
Alternatip Penempatan
¨      Kelas regular ( inklusi penuh ): Yaitu anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain (normal) dengan kurikulum yang sama
¨      kelas Regular  dengan Cluster: yaitu anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak lain di kelas regular dalam klompok khusus
¨      Kelas Regular dengan Pull out: Yaitu anak berkebutuhan kusus belajar dengan anak lain dikelas regular namun dalam wahtu-waku ditarik dari kelas regular keruang pengayaan untuk belajar dengan guru pembimbing khusus atau terapis
¨      Kelas khusu dengan berbagai pengitgaration: Yaitu anak berkealas khusus belajar dalam kelas kusus pada sekolah regular namun pada pada bidang-bidang tertentu dapt belajar bersama anak yang normal di kelas regular
¨      Kelas khusus penuh: yaitu anak berkebutuhan penuh didalam kelas khusus pada sekolah regular.
Setiap sekolah inklusi dapat memiliki model mana yang akan diterapkan terutama tergantung pada: Jumlak anak berkebutuhan khusus, jenis kelamin anak, gradasi (tingkat) kelaian anak, Kebijakan dari kepaka sekolah atau ketua yayasan, Kesispan kurikulum, Ketersediaan tenaga pendidik, dan saran dan perasaran yang tersedia.

E. Komponen Yang harus disiapkan
Adapun mutu proses belajar mengakar ditentukan oleh berbagai faktor (komponen) yang saling berkaitan satu sama lain diantaranya meliputi: Input siswa, Kurikulum, Tenaga Pendidikan, Sarana dan perasarana, Dana, Manajemen,dan Lingkungan.

F. Kriteria Anak Berkebutuhan Khusus Bersekolah di Sekolah Inklusi
1)      Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada dasarnya terbagi menjadi 2 diantaranya:
¨      Layanan pendidikan awal
Yang teridri dari program terapi interperensi dini dan program terapi
¨      Layanan pendidikan lanjutan
Yang terdidri dari kelas teransisi dan program lanjutan lain seperti program inklusi, program terpadu sekolah khusus Autistik, program dirumah dan Gria rehabilitas autestik.
2)      Progeram Terapi Intervensi Dini
Program-program intevansi dini memperlihatkan efektifitas dan keberhasilannya dan efektifis dari suatu program pada seorang anak dan tidak efektif bahkan kontraindiksi bila dilakukan pada anak lain, kerangka teori pda setiap program akan berpengaruh dalam strategi dan metode evaluasi, maka keluarga dokter dan penyediaan pelayanan perlu mengetahui filospi pada masing-masing keputusan yang tepat dalam sterategi intervensi.
3)      Progeram Terapi
¨      Terapi perilaku(Behavior theropy): Membantu anak mempelajari perilaku  yang noramal.
¨      Terapi Wicara: Membantu anak melancarkan otot-ototmulut sehingga membantu anak berbicara dengan baik.
¨      Terapi Okupasi: Untuk melatih motorik halus anak
¨      Terapi bermain adalah belajar sambil bermain
¨      Terapi mendikamentosa atau obat-obatan oleh dokter berwenang
¨      Terapi melalui makanan untuk anak-anak dengan masakah alergi makanan tertentu 
¨      Sensori Intergration Therpy  agar pendengaran anak sempurna
¨      Biomedical treatmen atau therapy
¨      penangan biomedis yang paling mutahir melalui perbaikan kondisi tubuh agar telepas dari paktor yang merusak misal nya keracunan logam berat. Dll.
4)      Kelas Transisi
Kelas ini ditunjukan untuk anak yang memerlukan layanan kebutuhan khusus program kelas teransisi bertujuan membantu layanan pendidikan lanjutan dalam kelas ini akan digali dan dikembangkan kemampuan, potensi dan minat anak sehinga akan terlihat gambaran yang jelas mengenai tingkat keparahan dan keungulan anak yang merupakan karakteristik sepesipik dari tiap-tiap indvidu.
5)      Program Pendiddikan inklusi
Progeram pendidikan inklusi dapat berhasil bila ada: Ketertiban dari sekolah umum, Tes masuk tidak didasari tes IQu, Peningkatan SDM guru, Proses guru pendamping, Dukungan dari  pihak sekolah, Tersedianya Tempat Khusus, Sebelum masuk anak diperkenalkan pada lingkunan, kegiatan-kegaiatan, idealnya dalam suatu kelas, dan batasan kemampuan adalah program kurikulum menengah dan lanjut dari manual yang dibuat oleh Catherine Maurice, 1996.
6)      program pendidikan terpadu
            Program ini akan berhasil bila: idealnya anak bearhak memilih, anak dapat tamat karena selesai meleweati pendidikan, tersedianya tempat khusus
7)      sekolah khusus
            Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak autistis yang tidak memungkinkan mengikuti pendidikan dan pengajaran sekolah direguler. Karakteristik anak ini adalah sangat sulit untuk berkontraksi dengan adanya distraksi disekeliling mereka.
8)      program sekolah dirumah (homes schooling program)
            Tujuan program ini adalah:  Untuk mengembangkan pengenalan diri, sensor motorik, bahasa resertip, ekspersip serta kemapuan sosialnya, kemampuan motorik dasar dan halus,  emosi dan spiritual dan mengurangi atau menghilangkan perilaku yang menyimpang.
9)      panti (griya) rehabnilitas autistik adalah untuk: mengembangkan pengenalan diri, sensor motor dan persepsi, motorik kasar, halus, kemapuan berbahasa dan komunikasi, bina diri, kemampuan sosial, mental dan spiritual dan mengembangkan keterampila kerja terbatas sesuai dengan bakat, miat, kemapuan dan potensi.

PENELUSURAN ANAK BERBAKAT

·   Masalah pokok dalam merencanakan pelayanan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki bakat-bakat unggul ialah bagaimana menelusuri dan menemukan, atau mengidentifikasi anak-anak tersebut.
·   Tujuan dari proses identifikasi anak berbakat ialah untuk mengetahui siapa yang mampu (memenuhi persyaratan) mengikuti program khusus sebagai pelayanan pendidikan bagi mereka yang memiliki bakat-bakat unggul dalam salah satu atau beberapa bidang. 
·   Pertimbangan-pertimbangan untuk menelusuri anak berbakat memerlukan bebrapa langkah yaitu:
Ø  Konsep anak berbakat
Anak berbakat ialah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi
Ø  Ciri-ciri anak berbakat
Menurut martison (1974) mengatakan bahwa terdapat beberapa anak berbakat yaitu:
v  Membaca pada usia lebih muda, cepat, dan lebih banyak
v  Pembendaharaan kata yang luas, Rasa ingin tahu yang kuat dan minat dan Inisiatif
v  jawaban yang baik, bekerja sendiri, banyak gagasan dan  luwes dalam berpikir
v  terbuka  pengamatan yang tajam, konsentrasi jangka panjang dan berfikir kritis
v  mencoba hal-hal baru, daya abstrak, konseptualisasi dan sintesis yang tinggi 
v  menyukai kegiatan intelektual, cepat menangkap, dan perilaku terarah
v  daya imajinasi kuat, banyak kegemaran, daya ingat kuat dan puas akan prestasi
v  peka&menggunakan filsafat, menginginkan kebebasan.

·   Ciri-ciri yang nampak unggul dari anak berbakat dapat menyebabkan masalah-masalah tertentu misalnya:
v  sikap kritis dapat mengarahkan sikap meragukan
v  kreatif terhadap hal-hal baru menyebabkan tidak menyukai tugas-tugas rutin
v            perilaku ulet menyebabkan memaksakan pendapatnya
v  kepekaan dapat menyebabkan mudah tersinggung
v  semangat tinggi menyebabkan kurang sabar dan kurang tenggang rasa
v  dengat minatnya yang beraneka ragaman membutuhkan keluwesan dan dukungan
v  kemandirian serta kebebasan menyebabkan tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan
v  pengajaran yang kurang menantang menyebabkan bersikap acuh tak acuh
·   Indikator keberbakatan
Kuisioner penilaian ciri-ciri anak berbakat yang harus diisi oleh guru kelas (Munandar, S.C.U.,1982). Ciri-ciri itu meliputi :
a)      Matra ciri-ciri intelektual
v  Mudah menangkap pelajaran, Ingatan baik dan Perbendaharaan kata luas
v  Penalaran tajam, Daya konsentrasi baik, Menguasai banyak bahan
v  Senang dan sering membaca, Ungkapan diri lancar dan jelas
v  Pengamatan yang cermat, Senang mempelajari kamus
v  Cepat memecahkan soal, Cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan
v  Cepat menemukan asas dalam suatu uraian, Mampu membaca pada usia muda
v  Daya abstraksi tinggi, Sibuk menangani berbagai hal
b)      Matra ciri-ciri kreativitas
v  Dorongan ingin tahu besar dan Sering mengajukan pertanyaan yang baik
v  Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
v  Bebas dalam menyatakan pendapat dan Mempunyai rasa keindahan
v  Menonjol dalam salah satu bidang seni dan Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh
v  Rasa humor tinggi, Daya imajinasi kuat dan Keaslian (orisinilitas) tinggi
v  Dapat bekerja sendiri dan Senang mencoba hal-hal baru
v  Kemampuan mengembangkan atau merinci suatu gagasan.
c. Matra ciri-ciri motivasi
¨      Tekun menghadapi tugas, Ulet menghadapi kesulitan dan tidak memerlukan dorongan
¨      Ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan dan Selalu berusaha berprestasi
¨      Senang dan rajin belajar, penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
¨      Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya, mengejar tujuan-tujuan jangka panjang dan Senang mencari memecahkan soal-soal
¨Alat Ukur atau Tes
Sesuai dengan konsep Renzulli tentang keberbakatan maka alat-alat ukur atau tes yang kita pakai untuk menelusuri anak berbakat meliputi:
1)      tes intelegensi untuk mengukur kemampuan intelektual. Tes intelegensi dapat berupa tes intelegensi kelompok maupun perorangan, dan dapat terdiri hanya satu jenis tugas dan dapat meliputi subtes yang masing-masing mengukur aspek intelegensi yang berbeda.
2)      tes kreativitas untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif. Tes kreativitas dapat bersifat verbal, jika tugas yang di tuntut di ungkapkan dalan kata-kata, atau bersifat figural, jika tugas yang dituntut di ungkapkan dalam bentuk gambar.
3)      tes prestasi belajar untuk mengukur hasil belajar anak yang mencerminkan juga motivasi anak untuk belajar serta tanggung jawabnya terhadap tugas. Prestasi belajar anak dapat dinilai dari angka rapor atau dari tes prestasi belajar baku.
¨      Sumber Informasi Lain
Terdapat sumber-sumber informasi lain yang diperoleh dari orang-orang yang diperkirakan mampu mengidentifikasi keberbakatan anak, informasi antara lain dapat diperoleh dari: Guru, Orang Tua dan Teman sebaya
¨      Prosedur Pelaksanaan Penelusuran Anak Berbakat
Pada umumnya proses pelaksanaan penelusuran anak berbakat berlangsung melalui dua tahap:Tahap penjaringan (screening) dan Tahap seleksi atau identifikasi
¨      Penentuan Hasil Seleksi
Setelah semua data seleksi terkumpul, maka berdasarkan patokan atau tolok ukur yang telah disepakati, panitia yang biasanya terdiri dari ahli psikologi dan pendidikan menentukan siapa-siapa yang dinilai cukup berbakat untuk dapat mengikuti program pemerkayaan, tergantung pada macam keberbakatan yang dicari.
Bagaimana keputusan terakhir tergantung dari kombinasi antara hasil-hasil yang diperoleh dari bermacam-macam alat seleksi.
¨      Pertemuan dengan Orang Tua
Pertemuan dengan orang tua juga merupakan hal yang penting dalam pelayanan pendidikan anak berbakat, dan diadakan sebelum dan sesudah hasil seleksi. Pertemuan sebelum hasil seleksi bertujuan menjelaskan kepada orang tua maksud seleksi dan pentingnya identifikasi anak berbakat agar mereka memperoleh pengalaman pendidikan sesuai dengan bakat kemampuannya.

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

¨      Mengapa Kreativitas Penting dalam Hidup?
ü  Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia
ü  Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.

PENDIDIKAN DAN KURIKULUM YANG BERDIFERENSIASI

1. Pendidikan Yang Berdiferensiasi
                  Pendidikan yang berdiferensiasi yaitu yang memberikan pengalaman pendidikan yang   disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward, 1980). Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan ialah keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan-kegiatan belajar terlalu mudah dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat sehingga kemampuan-kemampuan mereka yang unggul tidak akan tampil (Stanley, 1976).
            Mengapa seorang berprestasi di bawah potensinya? Hal itu mungkin timbul karena ia mengalami kesulitan atau gangguan perilaku (anak yang agresif, yang menarik diri, atau yang tidak menentu sifatnya). Kemungkinan lain ialah karena ia kurang bermotivasi menghadapi kurikulum yang kurang memberi tantangan untuk berprestasi.
            Program pendidikan bagi siswa berbakat dapat diselenggarakan melalui berbagai cara yang umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu:
ü  Mempercepat waktu belajar (akselerasi), meluaskan pengalaman dan pengetahuan kurikulum biasa (pemerkayaan horisontal)
ü  Memberikan kesempatan untuk mendalami mata pelajaran yang diminati (pemerkayaan vertikal) dan Mengembangkan ketrampilan penelitian
a. Ruang sumber (resource room)
Aspek positif
ü  Siswa dapat mengembangkan ketrampilan khusus yang di minati yang tidak diberikan dalam kurikulum biasa
ü  Siswa dapat bekerja dengan siswa-siswa lain yang mempunyai minat dan kemampuan yang sama

b. Kelas Khusus Untuk Sebagian Waktu
Aspek Positif
ü  Lebih mudah mengembangkan kurikulum dan cukup waktu melaksanakan proyek-proyek khusus
ü  Lebih mudah merencanakan studi-studi lapangan dan Lebih banyak waktu untuk bertukar pengalaman antar siswa, yang dapat meningkatkan motivasi
c. Kelas Khusus Penuh di dalam Sekolah
Aspek positif
ü  Memungkinkan siswa berbakat berkomunikasi baik dengan siswa berbakat lainnya maupun dengan siswa-siswa biasa.
ü  Guru-guru lain dapat mengamati dan mempelajari metode-metode mengajar di dalam kelas untuk anak berbakat
ü  Memberikan program berkelanjutan bagi anak berbakat, memungkinkan percepatan (akselerasi) dan Lebih mudah mengatur penjadwalan
Kemungkinan masalah
ü  Membutuhkan ruang, sarana dan sumber-sumber khusus
ü  Guru-guru bersikap kurang positif
ü  Adanya kecenderungan untuk memberi label (cap)
d.                   Sekolah di waktu libur panjang 
Aspek Posotif
ü  Tersedianya tenaga guru di waktu-waktu libur
ü  Diberi tambahan kesempatan belajar dan dapat menjajaki bidang-bidang minat baru
ü  Peluang untuk melatih guru-guru dalam pendidikan
ü  Memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia di musim libur
ü  Tidak terikat pada kurikulum, peraturan dan mau mengorbankan waktu liburnya
ü  Kesulitan menolak dan Waktu yang terbatas
e.  Meloncat Kelas
Aspek Positif
ü  Dapat menyelesaikan suatu jenjang pendidikan lebih cepat
ü  Mengatasi kebosanan dan tidak membutuhkan tambahan biaya, guru atau sarana
Kemungkinan Masalah
ü  Dapat kehilangan ketrampilan-ketrampilan dasar tertentu
ü  Tanpa pemerkayaan, proses-proses pemikiran tinggi tidak dirangsang
ü  Diperhatikan hanya keunggulan akademis, bukan kematangan sosial serta perkembangan fisik
ü  Bisa merasa bosan di kelas yang lebih tinggi tanpa kurikulum yang berdiferensiasi
f. Program di luar sekolah
Aspek Positif
ü  Memberi peluang pada anak dan tidak mengganggu jadwal kurikulum biasa
ü  Kesempatan untuk melakukan kegiatan atau studi lapangan
g. Program Mentor
Aspek positif   
Memberikan pengetahuan tambahan, Memberikan pengalaman nyata dan Mengurangi beban guru di sekolah
h. Masuk Perguruan Tinggi Lebih Awal
Aspek Positif
ü  Menghemat waktu dan biaya pendidikan dan mendapat pengalaman belajar yang lebih menantang
ü  Siswa-siswa yang dipercepat tidak mengalami kerugian emosional, bahkan mereka tampak lebih baik daripada yang tidak memperoleh kesempatan ini.
2. Kurikulum yang Berdiferensiasi
            Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, dirumah, dan di dalam masyarakat dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensinya (Sato, 1982)
            Jika kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak pada umumnya, maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan-perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik.
¨      Dasar Pertimbangan Untuk Pendidikan Anak Berbakat
Beberapa pertimbangan atau ulasan mengapa pelayanan pendidikan khusus bagi yang berbakat perlu, yaitu:
a)      Keberbakatan tumbuh dari proses interaktif antara lingkungan yang merangsang dan kemampuan pembawaan dan prosesnya.
b)      Pendidikan atau sekolah hendaknya dapat memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada semua anak untuk mengembangkan potensinya (bakat-bakatnya) sepenuhnya.
c)      Jika anak berbakat di batasi dan dihambat dalam perkembangannya, jika mereka tidak di mungkinkan, sering mereka menjadi bosan, jengkel, atau acuh tak acuh.
d)     Terhadap kekhawatiran bahwa pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat akan membentuk kelompok “elite” . Perlu dipertanyakan apa itu kelompok elite. Apabila dengan elite dimaksud “golongan atas” maka memang ditinjau dari keunggulan bakat dan kemampuan mereka tergolong elite.
e)      Anak dan remaja berbakat merasa bahwa minat dan gagasan mereka sering berbeda dari teman sebaya, hal ini dapat membuat mereka merasa terisolasi, merasa dirinya “lain daripada yang lain”
f)       Jika kebutuhan anak berbakat dipertimbangkan, dan dirancang program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka sejak awal, maka mereka menunjukan peningkatan yang nyata dalam prestasi, sehingga tumbuh rasa kompetensi dan rasa harga diri.
g)      Mereka yang berbakat jika diberi kesempatan dan pelayanan pendidikan yang sesuai akan dapat memberi sumbangan yang bermakna kepada masyarakat dalam semua bidang usaha manusia.
h)      Dari sejarah tokoh-tokoh yang unggul dalam bidang tertentu ternyata memang ada di antara mereka yang semasa kecil atau sewaktu di bangku sekolah tidak dikenal sebagai seorang yang menonjol dalam prestasi sekolah, namun mereka berhasil dalam hidup.
¨      Kebijakan
1. Kebijakan tentang Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat
2. Kebijakan tentang Pengembangan Kreativitas
3. Peranan Kreativitas dalam Program Pendidikan Anak Berbakat
¨      Konsep Anak Berbakat dan Keberbakatan (Giftedness)
Anak berbakat adalah mereka yang ole orang-orang professional di identifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul.
Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi: Kemampuan intelektual umum, akademik khusus, berpikir kreatif-produktif, memimpin, Kemampuan dalam salah satu bidang seni, psikomotor (seperti dalam olah raga)
§ Konsepsi Renzulli tentang Keberbakatan
Renzulli dan kawan-kawan (1981) menyatakan bahwa tiga cirri pokok yang merupakan kriteria keberbakatan ialah: kemampuan umum di atas rata-rata, kreatifitas di atas rata-rata, dan pengikatan diri terhadap tugas (task commitment cukup tinggi)
Suatu definisi merupakan pernyataan yang di ungkapkan secara eksplisit  dan menjadi bagian dari kebijakan dan bahkan juga dari peraturan (Renzulli, 1981). Oleh karena itu adalah penting bahwa suatu definisi mengetahui tiga criteria berbakat yaitu:
1)      Harus berdasarkan riset tentang karakteristik orang berbakat.
2)      Memberikan arah dalam seleksi dan/atau pengembangan instrument dan prosedur identifikasi.
3)      Memberikan arah dan berkaitan dengan praktek program, seperti seleksi mencari dan metode instruksi serta seleksi dan pelatihan guru anak berbakat.
Masing-masing definisi keberbakatan mempunyai maknanya sendiri. Manfaat dari definisi USOE ialah (Davis & Rimm, 1985) yaitu: Tidak hanya mengenal intelejensi umum yang tinggi sebagai bakat dalam bidang akademik khusus, seperti matematika dan sastra, dan dalam bidang seni; disamping itu juga bakat kreatif, kepemimpinan, dan psikomotor.

HASIL-HASIL SEMINAR SEHUBUNGAN DENGAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

1. Identifikasi Anak Berbakat
Bahwa keberbakatan itu bersipat multidimensional dan bahwa anak berbakat secara potensial atau sudah nyata memiliki kemampuan unggul dalam salah satu atau beberapa bidang.
Adapun ciri-ciri anak berbakat meliputi fisik mental-intelektual imosional dan cirri-ciri sosial.

1. Progeram pendidikan anak berbaktat
Sehubungan dengan penyelenggaraan program pendidikan anak berbakat meliputi: Sistem pendidikan, Materi Pendidikan, Tenaga pendidikan, Sistem Pendidikan bagi anak berbakat.



KURIKULUM BERDIFERENSIASI
UNTUK SISWA BERBAKAT
A. Pengantar
Kurikulum ialah serangkat rencana dan pengaturan mengenai  isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyekenggaraan kegiatan belajar mengajar (departemen pendidikan dan kebudayaan 1994:4 )
Isi kurikulum pendidikan dasar menurut sepuluh mata pelajaran termasuk muatan lokal. Muatan lokal berpungsi memberi peluang untuk mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu ntuk daerah yang bersangkutan . kegiatan exsterakulikuler yang berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan berkatan dengan program kulikuler.Kegiatan program tambahan ini berupa kegiatan perbaikan dan kegiatan pengayaan mengembangkan kurikulum berdiferensisasibagi siswa berbakat, hal ini didukung oleh kebijaksanan dalam GBHN 1993 dan UUSPN 1989 mengenai pelayanan pendidikan siswa berbakat.

B. Kurikulum Berdiferensiasi
Jika kurikulum umum bertujuan untuk  dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak pada umum nya maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawban terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik , pendidikan yang berdiferensiasi yaitu  yang memberi penglaman pendidikan yang disesusaikan dalam minat dan kemampuan intelektuel siswa.
Beberaapa unsur pokok yang perlu diperhatikan ialah: Materi yang lebih cepat, lebih maju, pemahaman lebih majemuk, tingkatan dan jenis sumber, waktu belajar, menciptakan impormasi, memindahkan pembelajaran, pengembangan, dan kemandirian dalam berpikir.
Asas-asas kurikulum yang berdiferensiasi yang dikembangkan oleh leadership training institute sebagai berikut:
  • materi yang berhubungan denag isu , tema atau masalah yang luas
  • Memaduak banyak disiplin dalm bidang studi.
  • Pengalaman yang komperhensip
  • Kesempatan untuk mendalami topic yang dipilih sendiri
  • Mengembangkan keterampiklan dalam belajar
  • Keteampilan berpikir yang lebih tinggi ,yang produktif,komplrks,dan absterak.
  • Memusatkan pada tugas yang berahir tebuka
  • Mengembangkan keterampilan dn metode penelitian.
  • Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan yang lebih tinggi dalam kurikulum. Menghasilkan gagasan-gagasan baru
  • Mendorong siswa untuk mengembangkan pokok yang menggunakan teknik bahn, dan bentuk baru.
  • Mengembangkan pemahaman diri
  • Menilai prestasi siwa.

C. Memodifikasi Kurikulum
Maker menekankan bahwa kurikulum anak berbakat memerlulan modipiksi dalam 4 bidang , yaiatu materi konten yang diberiakn proses atau metode pembelajaran ,produk yang diharapkan dari siswa dan lingkungan belajar.
1)      Modifikasi Konten Kurikulum
2)      Modifikasi proses Metode Pembelajaran.
3)      Modifikasi Produk Belajar
4)      Memilih Modifikasi yang sesuai
5)      Modifikasi Lingkungan Belajar
6)      Rencana Kurikulum
7)      Makna dari Kurikulum Berdiferensiasi












Tidak ada komentar:

Posting Komentar