Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1996 : 623), pengertian mampu adalah kesanggupan atau
kacakapan, sedangkan kemampuan pegawai berarti pegawai yang memiliki kecakapan
atau kesanggupan dalam mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya
untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Menurut Chaplin (1997 : 34), kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat,
kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”.
Sedangkan menurut Robbins (2000), kemampuan adalah kesanggupan bawaan
seseorang sejak lahir, atau merupakan hasil kerja atau praktek. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor yaitu :
1)
Kemampuan intelektual (intelectual ability);
merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental.
2)
Kemampuan fisik (physical ability); merupakan
kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakter fisik.
Berdasarkan uraian di atas kemampuan kerja merupakan perilaku manusia baik
secara fisik maupun non fisik. Konsep perilaku dari pandangan biologis
merupakan suatu kegiatan organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia
pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu
perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup; berjalan,
berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal
seperti berfikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
(Notoatmojo, S. 2007 : 131).
Dengan kata lain perilaku merupakan seluruh kegiatan manusia, baik kegiatan
fisik maupun kegiatan non fisik. lebih lanjut berdasarkan pembagian domain oleh
Bloom, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku yaitu :
1)
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah
hasil pegindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui
indera yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai
intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.
Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan :
(1)
Tahu (know) hanya sebagai recall
(memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
(2)
Memahami (comprehension) : memahami suatu obyek,
tidak sekedar tahu saja tetapiapat menginterprestasikan secara benar tentang
obyek yang diketahui tersebut.
(3)
Aplikasi (application) : setelah memahami obyek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahuin
tersebut pada situasi yang lain.
(4)
Analisis (analysis) : kemampuan seseaorang untuk
menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu maslah/obyek yang diketahui.
(5)
Sintesis (synthesis) : menujukan suatu kemampuan
seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam suatu hubungan yang logois dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
(6)
Evaluasi (evaluation) : berkaitan dengan kemampuan
seseorang melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek tertentu.
2)
Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga
respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek tertentu, yang sudah
melibatkan faktir pendapat dan emosi yang bersangkutan. Champell (1950)
mendefinisikan, unindividual’s attitude is syndrom of response
consistencywith regard to object.
Menurut Allport
(1954) sikap iu terdiri dari 3 komponen pokok :
(1)
Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap
obyek. Artinya bagaimana keyakinan atau pendapat atau pemikiran seseorang
terhadap obyek.
(2)
Kehidupan emosional atau evaluasi seseorang terhadap
obyek, artinya bagaimana penilaian orang tersebut terhadap obyek.
(3)
Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya
sikap adalah merupakan omponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
Sikap mempunyai
tingkatan-tingkatan berdasarkan intensitasnya :
(1)
Menerima (receiving), seseorang mau menerima
stimulus yang diberikan obyek.
(2)
Menanggapi (responding), memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan atau obyek yang dihadapi.
(3)
Menghargai (valuing), seseorang memberikan nilai
positif terhadap obyek atau stimulus.
(4)
Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya.
3)
Tindakan atau praktik (practice)
Praktik atau
tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya yakni :
(1)
Praktik terpimpin (guide response) seseorang telah
melakukan sesuatu tetapi masih tergantung kepada tuntutan atau menggunakan
panduan.
(2)
Praktik secara mekanisme (mechanisme) seseorang
telah melakukan sesuatu hal secara otomatis.
(3)
Adopsi (adoption) suatu tindakan yang sudah
berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar