Motivasi merupakan salah satu bagian dari administrasi kepegawaian dalam
rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan pegawai sebagai sumberdaya
manusia dalam suatu organisasi. Mengingat manusia merupakan unsur terpenting,
paling utama dan paling menentukan bagi kelancaran jalannya administrasi dan
manajemen.
Motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive)
yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan
demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab
seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara sadar.
(Hadari Nawawi, 2005 : 351).
Abdurrahmat Fathoni (2006 : 132) menyatakan bahwa motivasi berasal dari
kata motif yang artinya sesuatu yang mendorong dari dalam diri untuk
melaksanakan sesuatu (gerak), sedangkan motivasi artinya sesuatu yang membuat
orang untuk bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu yang didasarkan
dari motif. Sedangkan motif sumber daya manusia menunjukkan arah dan tujuan
tertentu yang dilakukan oleh manusia untuk berperan memastika bahwa manusia
tersebut menuju dan bergerak ke arah yang telah ditentukan.
Sedangkan Winardi (Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 133) memberikan pengertian
motivasi sebagai sebuah konteks organisasi, merupakan proses dengan apa seorang
manajer merangsang pihak lain untuk bekerja dalam rangka memuaskan
keinginan-keinginan pribadi mereka.
Menurut TB. Syafri Mangkuprawira dan A.V. Hubeis (2007 : 113) menjelaskan
yang dimaksud motivasi merupakan dorongan yang membuat karyawan melakukan
sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu.
Enam teori yang dapat diimplematasikan dalam manajemen SDM dilingkungan
suatu organisasi/perusahaan dikemukakan oleh Hadari Nawawi (2003) yaitu :
1.
Teori kebutuhan (Need) dari Abraham Maslow.
2.
Teori dua factor dari Frederick Herzberg.
3.
Teori Prestasi (achievement) dari David
McClelland.
4.
Teori penguatan (Reinforcement).
5.
Teori harapan (Expectancy).
6.
Teori tunjangan sebagai motivasi.
Maslow
mengklasifikasikan motivasi berdasarkan hierarki kebutuhan manusia tersebut
adalah :
a.
Kebutuhan Fisiologis
Merupakan kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum,
pakaian, dan perumahan.
b.
Kebutuhan Keamanan
Merupakan kebutuhan perlindungan dari sakit, rasa aman,
rasa takut dan cemas.
c.
Kebutuhan Sosial
Merupakan kebutuhan kasih sayang, bergaul, berkelompok,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d.
Kebutuhan Penghargaan
Mencakup status, prestasi, harga diri dan dihargai oleh
orang lain.
e.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Mencakup pengembangan bakat, usaha untuk berhasil dalam
bidang pengetahuan sosial dan pembentukan kepribadian.
Menurut teori dua faktor Herzberg ada dua kesimpulan :
1.
Adanya serangkaian kondisi “ekstrinsik” keadaan
pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas diantara karyawan. Kondisi ini
adalah faktor-faktor yang membuat orang merasa tidak puas atau disebut juga
faktor kesehatan karna faktor-faktor diperlukan untuk mempertahan kan tingkat
yang paling rendah yaitu tingkat tidak adanya kepuasan. Faktor-faktor ini
menyangkut : upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur, perusahaan,
mutu dari supervisi teknis, mutu dari hubungan inter-personal di antara teman
sejawat, atasan dan bawahan.
2.
Adanya serangkaian kondisi “intrinsic” kepuasan
pekerjaan apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi
yang kuat, yang dapat mengasilkan prestasi pekerjaan yang baik, jika kondisi
tidak ada, maka kndisi ini tidak akan menimbulkan rasa ketidak puasan yang
berlebihan. Serangkaian faktor ini dinamakan statisfier atau motivator,
meliputi : penghargaan, prakarsa, hubungan kerja, pengawasan, prestasi,
pengakuan, tanggung jawab, kesesuaian pekerjaan, kemungkinan berkembang,
kondisi lingkungan kerja.
Kebutuhan-kebutuhan seperti yang dikemukakan oleh Maslow dan Harzberg di
atas mendorong (motivasi) seseorang untuk melakukan aktivitas dalam upaya
pemenuhan kebtuhan itu. Motivasi merupakan alat penggerak yang mendorong seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Teori prestasi yang dilakukan oleh McClelland mengklasifikasikan motivasi
berdasarkan akibat suatu kegiatan berupa prestasi yang dicapai, termasuk juga
didalam bekerja. Dengan kata lain kebutuhan berprestasi merupakan motivasi
dalam melaksanakan pekerjaan.
Teori penguatan (reinfercement) pada dasarnya berarti pengulangan
kegiatan karena mendapat ganjaran. Ganjaran selain bentuk material, dapat pula
bersifat non-material. Ganjaran juga berarti pemberian insentif.
Teori harapan (expectancy) mengemukakan harapan merupakan energy
penggerak untuk melakukan kegiatan. Bekerja didorong oleh harapan tertentu.
Tujuan teori sebagai motivasi bersifat objektif. Setiap pekerja yang memahami
dan menerima tujuan organisasi unit kerjanya, dan merasa sesuai dengan dirinya
akan merasa ikut bertanggung jawab dalam menyelesaikannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan salah satu faktor penentu hasil kerja seseorang disamping kemampuan,
sedangkan suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja disebut motivasi
kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar