Aku…. aku memberi interupsi kepada pagi, bertanya mengenai
apa yang terjadi. Sejenak waktu seolah berhenti, pagi membisu, seakan memberikan
isyarat agar aku bertanya pada mentari
siang yang ditopang oleh gumpalan awan putih berarak-arak…
Aku kembali bertanya “Mengapa?” pada sang mentari. lagi, ia
hanya melirik tajam, sedikit mengangkat bahunya sambil menarik nafas panjang. Tanpa
berkata apapun, cahaya itu meneruskan perjalanan dalam lingkaran semesta.
Tak jera, aku mencoba bertanya-tanya pada semilir udara
sore. Lelah bertutur, aku tuliskan lewat bait-bait kata di atas secarik kertas.
Lalu ku hamparkan kertas itu di halaman depan rumah. Seketika langit menjadi mendung,
tak lama kemudian hujan deras. Baris-baris Tanya dalam kata itupun luluh
lantak, terbakar dihantam petir.
Di malam harinya, pada semburat sinar rembulan, segala Tanya
aku benamkan dalam gelap, berharap cahaya esok akan menyulapnya menjadi jawab. Mengurai
luka menjadi suka. menyapu kegelisahan dengan lentera raksasa.
……….Aku tertidur pulas, dalam mimpi aku kembali bertanya-tanya, entah pada siapa!
(15042013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar