PENGUMPULAN
DATA DAN KUTIPAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada waktu-waktu terakhir ini makin disarankan
betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Keadaan yang dihadapi
adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang
pengetahuan yang lain semakin memperdalam diri-nya dalam bidang teori dan
praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan
dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula
melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan
serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan adanya bahasa
sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia:
peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya
manusia dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan
diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi.
Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial-nya. Ia memungkinkan tiap
orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar
belakangnya masing-masing.
Bahasan
masalah:
a)
Teknik pengumpulan data,
wawancara, angket, dan obserfasi.
b)
Tujuan membuat kutipan
c)
Jenis kutipan
d)
Cara mengutip
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teknik pengumpulan data, wawancara, angket dan obserfasi.
A. Tekhnik Pengumpulan
Data
Dengan
menetapkan dan mempersempit sebuah topic, maka penulis akan lebih memusatkan
perhatiannya pada masalah kusus, sehingga dapat mencari bahan-bahan yang sangat
kusus, terbuka pula kemungkinan untuk membhas topic itu secara terperinci dan
mendalam.
Data atau informasi sebelum di gunkan
dalam karangan, Semua data hars di evaluasi kebenarannya apakah data itu fakta
atau factual.Namun data yang telah di kumpulkan itu bisa di percaya
kebenarannya, misalnya angka-angka statistic, tentang inpor exspor, statistic
kependudukan, dan sebagainya.Data semacam itu tetap di pergunakan dan tetap di
buat sebagai data. Ada beberapa cara yang dapat di pergunakan untuk
mengumpulkan data informasi serta menguji data dan informasi tersebut.
Cara-cara tarsebut adalah mengadakan wawancara, mengadakan angket, mengadakan
informasi penelitian lapangan atau mengadaka penelitian kepustakaan.[1]
1)
Empat Langkah Penyediaan Data.
1.
Penentuan
sumber data harus tepat: Sumber data haruslah di temukan secara “purposive”
dengan segala pertimbangan dan resiko demi data yang sempurna.
2.
Inventarisasi
data :Data juga harus dapat di temukan dengan memadai atau bahkan melimpah,
sehingga ada kesempatan bagi peneliti untuk mengesapingkan data yang salah.
3.
Seleksi dat :
Data di pisahkan menjadi data yang baik, data yang kurang baik, dan data yang
tidak baik.
4.
Klasifikasi
data : Data di golong-golongkan atau di sesuaikan dengan tujuannya data yang di
klsifikasi dengan sempurna inilah yang kemudian di kenal sebagai metode
analisis data.
2)
Aspek-aspek dalam analisis data :
1.
Persyaratan:
Beberapa persyaratan yang di persyaratkan oleh pihak lain di luar kekuasaan
penulis.
2.
Kendala:
Beberapa kelemahan yang terjadi di luar kekuasaan.
3.
Asumsi:
Anggapan-anggapan yang harus di buat di buat oleh penulis demi terwujudnya
karya tulis.
4.
Tolak ukur:
Ukuran-ukuran yang di gunakan dalam menilai data ketika dat itu di analisis.
5.
Ancangan teori:
Dengan ancangan teori yang tepat dimungkinkan terakhir hasil analisis yng juga
tepat.[2]
B. Wawancara dan
Angket
Wawancara
dalam dalam istilah lain di kenal dengan interview. Wawancara merupkan suatu
metide pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya bisa di
lakukan secara langsung dengan bertatap muka secara langsung (face to face) dengan [3]narasumber.Namun
bisa juga di lakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet,
atau surat(wawancara tertulis).
Kelebihan
teknik wawancara: pewawancara dapat secara lues mengajukan pertanyaan sesuai
dengan situasi yang dihadapi pada saat itu.Pewawancara dapat mengoberfasi
perilaku no verbal, misalnya rasa suka, atau periaku lainnya saat pertanyaan
diajukan dan dijawab atas seluruh pertanyaan yang diajukan.
Angket
di sebut daftar kuesioner yang dapat
juga di jawab secara tertulis oleh informan, angket mempunyai keuntungan lain
dibandingkan dengan wawancara, yaitu peneliti dapat memperoleh data cukup
banyak.
C. Observasi
Tekhnik
obserfasi atau pengamatan marupakan salah satu teknik pengumpulan fakta atau
data yang cukup efektif untuk mempelajari suatu system.
·
Kebaikan
observasi sebagai berikut:
1) Data yang di kumpulkan mempunyai
keandalan yang tinggi.
2) Analisis system dapat melihat langsung
apa yang dikerjaka.
3) Analisis system dapat menggambarkan lingkungan
fisik dari kgiatan sepeti tata letak fisik peralatan, penerangan, gangguan
suara dan lain sebagainya.
·
Petunjuk
melakukan obserfasi:
1) Rencanakan terlebih dahulu obserfasi
yang akan di lakukan.
2) Apa yang akan di obserfasi.
3) Dimana letak obserfasi.
4) Kapan obserfasi di lakukan.
5) Siapa yang akan melakukan obserfasi.
6) Bagaimana melakukan obserfasi.
1.
Tujuan Membuat Kutipan.
Kutipan
merupakan sebuah pendapat seseorang berdasarkan hasil pemikiran seorang dari
satu sumber.
Misalnya: Artikrl, Buku, Majalah, Internet dan lain
sebagainy.
Ada dua cara dalam mengutip, yaitu langsung dan tidak
langsung:
·
Kutipn langsung
adalah, kutipan yang di kutip oleh seorang penuli secara litenar huruf demi
huruf, kata demi kata, atau kalimat demi kalimat, dari teks lain dan di masukan
secara persissama ke dalan teks yang di tulisnya.
·
Kutipan tidak
langsung adalah, suatu kutipan dimana dalam kutipan tersebut seorang penulis
mengutip pokok pemikiran penulis lain, tetapi penulis tersebut memsukan
pemikiran lain ke dalan tulisanya dengan menggunakan kata-kata sendiri.
- Tujuan kutipan:
1)
Mengaskan isi
uraian.
2)
Membuktikan apa
yang di katakana.
3)
Menunjang apa
yang di ungkapkan.[4]
2.
Jenis Kutipan
Pada
karya ilmiah lazim di gunakan kutipan baik secara langsung maupun tidak
langsung.Kutipan langsung berarti sesuai dengan naskah aslinya, sedangkan
kutipan tidak langsung yaitu kutipan yang berupa intisari dari beberapa naskah
yang di rujuk.[5]
Jenis kutipan ada dua macam:
1) Kutipan langsung, selain yang sama
persis dengan sumbernya tanpa perubahan
a. kutipan langsung kurang dari lima
baris, di tulis berintegrasi kedalam teks, spasi sama (margin) juga sama, di
apit tanda petik, dan pada akhir kutipan di beri nomor untuk catatan kaki.
Contoh:
Dalam Pedoman Ejaan
yang di Sempurnakan disebutkan Bahwa “unsur pinjaman yang mengucapkan dan
menulisnya di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hah ini di
usahakan agar ejaannya hanya di ubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya
masih dapat di bandingkan dengan bentuk slinya”
b. Kutipan langsung lima baris ke atas
ditulis terpisah dari teks, spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke
dalam teks lima spsi, dari margin kanan tiga spasi, dan pada akhir kutipan di
beri nomor catatan kaki.
Contoh:
Dalam Tata Buku Bahasa Indonesia
di sebutkan bahwa:
Progran
bahasa standar memiliki sifat kemantapan
dinmis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap.Buku atau standar tidak
dapat berubah setiap sat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan prasa dan perumus dengan taat asas dengan menghasilkan bentuk pengrajin atau pengrusak.
Ketaatasasan ragam buku ini dalam
penulisan ilmiah perlu di laksanakan secara konsisten sehingga menghasilkan
expresi pemikiran yang objektif.
2) Kutipan tidak langsung, mengambil ide
dari suatu sumber dan menulikannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri.
Penulisan diintgrasikan ke dalam teks, tidak di apit tanda petik, spsi sama
dengan teks, dan tidak mengubah isi atau ide penulis asli. Penulisan di sertai
daftar pustaka sumber yang di kutip, dapat berupa catatan kaki atau data pustaka
dalam teks.
a.
Cara meringkas:
Yaitu menyajikan suatu krangan atau bagian karangan yang panjagng dalam bentuk
ringkas.
Proses meringkas karangan
berdasarkan urutan sebagai berikut:
- Bertolak dari karangan asli, dengan
membaca secara cermat keseluruhan naskah asli dari tema sampai dengan
kesimpulan, dan merangkum pikiran-pikiran utama.
- Mereproduksi karya asli dalam bentuk
ringkas dengan menyajikan pikiran utama seluruh karangan dalam hubungan logis;
memotong, memangks, dan menghilangkan unsur-unsur berikut ini:
Ø Latar belakang
Ø Keindahan gaya bahasa
Ø Ilustrasi
Ø Penjelasan dan rincian yang detail.[6]
Ø Kutipan
Ø Sumber kutipan
Ø Data pustaka
Ø Deskripsi data
Ø Contoh-contoh
-
Menyusun
ringkasan dengan memperhatikan keaslian naskah:
Ø Pikiran pengarang,
Ø Pendekatan naskah,
Ø Urutan pikiran,
Ø Istilah-istilah,
Ø Data yang sudah di olah (hasil
analisis)
Ø Kesimpulan,
Ø Sudut pandang pengarang asli.
3. Teknik
Penulisan Kutipan
Dalam penulisan karya ilmiah, lebih di sarankan menggunakan
kutipan tidak langsung. Cara menulis sumber rujukan dalam naskah terdapat
perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung:
a.
Penulisan
kutipan langsung
Terdapat perbedaan cara penulisan antara kutipan langsung
dan tidak. Penulisan kutipan langsung terdiri atas kurang dari 4 baris dan
lebih dari 4 baris. Penulisan kutipan langsung yang kurang dari 4 baris dengan
cara:
·
Penulisan di
integrasikan dengan paragraf tersendiri.
·
Jarak spasi
kutipn sama dengan spasi teks dalam naskah.
·
Kutipan di beri
tanda kutip.
·
Sebelum atau
sesudah kutipan di beri informasi sumber rujukan sesuai naskah yang di acu dan
harus mencantumkan nomor halaman.
-
Penulisan
kutipan langsung yang terdiri atas 4 baris atau lebih di lakukan dengan cara:
·
Kutipan di
tulis pada paragraf tersendiri.
·
Seluruh kutipan
masuk lima ketukan dari margin kiri.
·
Jarak
antarbaris pada kutipan adalah satu spasi.
·
Kutipan boleh
di beri atau tidak di beri tanda kutip.
·
Jika kutipan
merupakan paragraf baru, baris awal kutipn masuk lagi satu tab (sama dengan
lima ketukan)
·
Sebelum atau
sesudah kutipan di beri informasi sumber rujukan sesuai dengan naskah yang
diacu.
Contoh
kutipan yang sesuai dengan naskah asli tnpa kesalahan atau bagian yang di
hilangkan:“Nampaknya terdapat pula suatu kecenderungan kearah meningkatnya
pemusatan pemikiran tanah ketangan Cina” (Evers, 1995:84)
b. Penulisan kutipan tidak langsung.
Penunjukan sumber kutipan
menggunakan system innote.
Cara-cara penulisan atau penunjukan
sumber kutipan kutipan sebagai berikut:
·
Penulisan
sumber rujukan dengan satu unsur nama;
Untuk sumber kutipan dari Samsuri
tahun 2002 pada halaman 5, dapat di tulis sbagai berikut.
- Menurut samsuri (2002:5) bahasa
menandai eksistensi manusia.
- Samsuri (2002:5) mengemukakan bahwa
bahasa menandai eksistensi manusia.
- Bahasa menandai eksistensi manusia
(Samsuri, 2002:5)
·
Penulisan
sumber rujukan dengan dua atau lebih unsur nama.
- Adi purnomo hanya di tulis purnomo.
- Prof. Albert Smith hanya di tulis
smith.
- Mas Achmad Santosa hanya di tulis
santosa.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada
beberapa cara yang dapat di pergunakan untuk mengumpulkan data informasi
serta menguji data dan informasi tersebut. Cara-cara tarsebut adalah mengadakan
wawancara, mengadakan angket, mengadakan informasi penelitian lapangan atau
mengadaka penelitian kepustakaan.
Wawancara
dalam dalam istilah lain di kenal dengan interview. Wawancara merupkan suatu
metide pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya bisa di
lakukan secara langsung dengan bertatap muka secara langsung (face to face) dengan [8]narasumber.Namun
bisa juga di lakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet,
atau surat(wawancara tertulis).
Pada
karya ilmiah lazim di gunakan kutipan baik secara langsung maupun tidak
langsung
.
B. Saran
Demikian makalah ini saya susun, semoga
bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari masih banyaknya kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, maka dari itu saya harapkan kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki makalah saya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gorys Keraf,1994,KOMPOSISI,Nusa Indah,Jakarta
Ningsih Sri Dkk.2007,BAHASA INDONESIA(Untiuk
Mahasiswa),Adi Yogyakarta Dengan Universitas Negri Jember,Yogyakarta.
Widjono Hs.2012,BAHASA INDONESIA(Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi),Grasindo,Jakarata.
Rahardi Kunjana.2002,BAHASA INDONESIA(Untuk
Perguruan Tinggi),Erlangga,Baping Raya.
[1]Gorys
keraf, Sebuah pengantar kemahiran bahasa
(KOMPOSISI), Flores NTT, 1994.hal 160.
[2]
Kunjana Rahardi,Bahasa Indonesia untuk
perguruan tinggi,Jakarta,2002, hal170
[3]
Gorys keraf, Sebuah pengantar kemahiran
bahasa (KOMPOSISI), Flores NTT, 1994.hal .
[4]
Gorys keraf, Sebuah pengantar kemahiran
bahasa (KOMPOSISI), Flores NTT, 1994.hal .
[5]
Sri ningsih dkk, Bahasa Indonesia Untuk
Mahasiswa,Jogjakarta,2007,hal.156.
[6]Widjono
Hs, BAHASA INDONESIA (Mata kuliah
Pengembangan kepribadian di perguruan tinggi), Jakarta, 2012, hal 92-96.
[7] Sri Ningsih, BAHASA INONESIA Untuk
Mahasiswa,Jogjakarta,2007, hal,156-158
Disusun oleh:
Eli
Nursusanti
Dian
Rama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar