KESATUAN
DAN KEPADUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada waktu-waktu terakhir ini makin disarankan
betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Keadaan yang dihadapi
adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang
pengetahuan yang lain semakin memperdalam diri-nya dalam bidang teori dan
praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan
dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula
melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan
serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan adanya bahasa
sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia:
peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya
manusia dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan
diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi
melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan fisik dan lingkungan sosial-nya. Ia memungkinkan tiap orang untuk
mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya
masing-masing.
Bahasan masalah:
a)
Pengertian Alenia
b)
Macam-macam Alenia
c)
Syarat-syarat pembentukan
alenia
d)
Kesatuan Alenia
e)
Kepaduan Alenia
f)
Masalah Kebahasaan
g)
Perincian dan Urutan
Pikiran
BAB II
PEMBAHASAN
a) Pengertian Alenia
Alenia
atau paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf.
Kegunaan dari paragraf
itu sendiri adalah :
1.
Untuk menandai pembukaan
topik baru, atau mengembangkan lebih lanjut dari topik sebelumnya.
2.
Untuk menambah hal-hal yang
penting atau untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf yang
sebelumnya.
b) Macam-macam Alenia
Berdasarkan
sifat dan tujuannya, alenia-alenia dapat dibedakan atas:
1.
Alenia Pembuka
Tiap jenis karangan
akan mempunyai alenia yang
membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam
bagian karangan itu. Sebab itu sifat-sifat dari alenia semacam ini harus menarik minat dan
perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang
akan segera diuraikan. Alenia
pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena alenia-alenia yang
panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.[1]
Alat untuk
menimbulkan minat para pembaca, yang dapat dipergunakan dalam sebuah alinia
pembuka, dapat berbeda-beda pula
berdasarkan jenis karangan itu sendiri. Namun ada beberapa cara yang dapat
dianjurkan, misalnya : Mulailah dengan sebuah kutipan, peribahasa atauanekdot;
atau mulailah dengan membatasi arti dari pokok atau subyek tersebut;
menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting.
2.
Alenia Penghubung
Yang dimaksud dengan alinea penghubung adalah
semua alinea yang terdapat antara alinea pembuka dan alinea penutup.sifat
alinea-alinea penghubung tergantung pula dari jenis karangannya .Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif,naratif atau biografi dan
eksposisi,alinea-alinea itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang
logis.
3.
Alenia Penutup
Alinea penutup adalah alinea yang di maksudkan untuk mengakhiri
karangan.Dengan kata lain alinea ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa
yang telah diuraikan dalam alinea-alinea penghubung.Dalam karangan-karangan
yang diskursif atau kontropersal di mana
dikembangkan pikiran-pikiran atau argumen-argumen yang segar,maka kesimpulan
yang paling baik adalah ringkasan persoalan d jalin dengan pandangan pribadi
penulis.
c) Syarat-syarat Pembentukan
Alenia
Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga
syarat berikut:
1.
Kesatuan:yang dimaksud dengan kesatuan dalam
alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama
menyatakan suatu hal,suatu tema tertentu.
2.
Koherensi:yang dimaksud dengan koherensi adalah
kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang
membentuk alinea lain.
3.
Perkembangan alinea: perkembangan alinea adalah
penyusunan atau perincian daripada gagasan-gagasan yang membina alinea itu.
Karena ketiga nya memiliki ciri-ciri yang khusus,maka
masing-masingnya akan diuraikan secara terperinci dalam bagian-bagian
tersrendiri di bawah ini.[2]
d) Kesatuan Alenia
Yang dimaksud dengan kesatuan ialah bahwa alinea
trsebut harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema
tertentu.
Untuk memberi gambaran yang jelas tentang kesatuan
yang terkandung dalam sebuah alinea, maka mencoba perhatikan kutipan berikit:
“
sifat kodrati bahasa yang
lain yang perlu dicatat disini ialah bahwasanya tiap bahasa mempunyai sistem
ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus pula,masing-masing lepas
terpisah dan tidak tergantung dari pada yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa
dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsayang
memakai bhasa itu,kerangka alam pikiran yang sebut diatas. Oleh sebab itu
janganlah kecewa apabila bahasa indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal,tidak
mengenal kata dalam sistem kata kerjanya,gugus fonem juga tertentu polanya dan
sebagainya.bahasa inggris tidak mengenal “unggah-unggah”.bahasa zulu tidak
mempunyai kat ayang berarti “lembu”,tetapi ada kata yang berarti “lembu
putih”,”lembu merah”,dan sebagainya. Secara teknis,para linguis mengatakan
bahwa tiap bahasa mempunyai sistim fonologi,sistim gramatikal serta pola
semantik yang khusus”(BKI).[3]
Dalam contoh diatas dapat dilihat bahwa alenia itu
hanya mengandung satu gagasan pokok yaitu bahwa “tiap bahasa mempunyai sistim
ungkapan yang khusus dan sistim makna yang khusus”.
Dengan tidak memberikan pendapat kita tentang
struktur bahasa yang dipergunakan,serta tanda-tanda baca yang dipakai,maka
dapat dikatakan bahwa konsentrasi pikiran kita terhadap isi dari alenia
tersebut sangat sulit.
Setelah membaca dan mencoba menangkap apa yang
tersirat dibelakang alenia tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sekurang-kurangnya terdapat tiga tema utama, yang tidak berhubungan satu sama
lain, yaitu:
a. Keaadaan yang biasa
diperoleh negara-negara yang mempunyai bahasa kesatuan tidak akan terdapat pada
negara-negara yang tidak mempunyai bahasa kesatuan.
b. Nasib rakyat yang
jauh dari kota sangat menyedihkan.
c. Perlu pionir-pionir
untuk mempelajari keadaan rakyat yang jauh dari kota.
Gagasan
utama atau gagasan pokok yang didukung oleh sebuah alenia biasanya ditempatkan
dalam sebuah kalimat topik
atau kalimat pokok.
Kalimat utama atau
kalimat pokok adalah sarana dari gagasan yang di kembangkan dalam alinea itu .
Jadi dalam tulisan-tulisan yang baik,terdapat
empat macam cara untuk menempatkan
sebuah kalimat topik atau
kalimat utama yaitu:
a. Pada Awal Alinea
Dengan menempatkan kalimat pokok pada awal alinea,gagasan
sentral tadi akan mendapat penekanan yang wajar.Alinea semacam ini biasanya bersifat
deduktif,yaitu mula-mula mengemukakan
pokok persoalan,kemudian menyusul uraian-uraian yang terperinci.Kalimat-kalimat
lain dalam alinea tersebut harus dipusatkan untuk memperjelas ide atau
gagasan sentral tadi.Cara ini merupakan
metode yang paling baik.
b. Pada akhir alinea
Kalimat topik dapat
pula ditempatkan pada bagian akhir dari alinea tersebut.dalam hal ini aliea itu
bersifat induktif.Cara ini
lebih sulit,tetapi lebih efektif,tertama dalam mengemukakan argumentasi.
c. Pada awal dan akhir alinea
Kalimat
topik dapat pula di tempatkan pada bagian awal dan akhir dari alenia. Dalam hal ini kalimat terakhir
sering mengulangi gagasan dalam kalimat dalam kalimat pertama dengan sedikit
tekanan atau variasi.
d. Pada seluruh alenia
Kalimat
topik atau kalimat utama dapat juga termuat dalam seluruh alinea.Alinea semacam ini terutama dijumpai dalam
uraian-uraian yang bersifat deskriptif atau naratif.[4]
e) Kepaduan Alinea Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh
sebuah alinea adalah bahwa alinea itu harus mengandung koherensi atau kepaduan
yang baik.
Sebuah
alinea dapat juga membentuk suatu kesatuan yang kompak walaupun mungkin
kepaduan atau koherensinya tidak ada. Kesatuan tergantung dari jumlah gagasan bawahan yang bersama sama
menunjang sebuah gagasan utama yang biasanya dinyatakan dalam sebuah kalimat
topik.pendeknya sebuah alinea yang tidak memiliki kepaduan yang baik,akan
menghadapkan pembaca dengan
loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan, menghadapkan pembaca dengan urutan-urutan
waktu dan fakta yang tidak teratur,atau pengembangan gagasan utamnya dengan
peruncian-perincian yang tidak lagi berorientasi kepada pokok utama tadi.
Untuk
memperoleh kepaduan yang baik dan mesra antara kalimat-kalimat adalah sebuah
alinea,maka harus diperhatikan persyaratan:
a.
Masalah kebahasaan;
b.
Peruncian dan urutan isi
alinea[5]
f) Masalah Kebahasaan
Masalah kebahasaan yang turut mempengaruhsi koherensi sebuah alinea
adalah:repetisi,kata ganti dan kata-kata transisi.
1. Repetisi
Kepaduan sebuah alinea dapat diamankan
dengan mengulang kata-kata kunci,yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah
alinea.kata kunci ini mula-mula muncul dalam kalimat pertama lalub di ulang
dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kehadiran
kata itu berulang ulang dalam kalimat-kalimat alinea berfungsi untuk memelihara
koherensi atau kepaduan semua kalimat alinea itu. [6]
2. Kata ganti
Adalah suatu gejala universal,bahwa dalam
berbahasa,sebuah kata yang mengacu kepada manusia benda atau hal tidak akan
dipergunakan berulang kali dalam sebuah konteks yang sama misalnya dalam suatu
laporan tentang kejahatan yang dilakukan oleh seorang si amat akan terasa
mengganggu nadai kata setiap kalimat berikutnya nama si amat di ulang terus
menerus. Untuk menghindari
segi-segi yang negative dari pengulangan itu,maka setiap bahasa di dunia ini
memiliki sebuah alat yang dinamakan kata ganti.kata itu timbul untuk
menghindari pengulangan kata tadi(yang disebut anteseden)dalam kalimat-kalimat
berikutnya.
Dengan demikian kata ganti dapat pula
berfungsi untukmenjadi kepanduan yang baik dan teratur antara kalimat-kalimat
yang membina sebuah alinea.
3. Kata transisi
Kata-kata tranisi fungsinya terletak antara
kata ganti dan repetisi.bila repitisi menghendaki pengulangan kata-kata
kunci,serta kata ganti tidak menghendaki pengulangan sebuah kata benda,maka
dalam masalh kata transisi dibtempuh jalan tengah.
Bila hal ini kita hubungkan dengan proses
berpikir pada manusia,maka proses berpikir pada anak-anak bersifat anatalis.ia
hanya melihat peristiwa demi peristiwa.Sebaliknuya proses berpikir pada orang-orang dewasa lebih bersifat
sintesis.ia coba menghubungkan antara satu gagasan dengan gagasan yang lain.
Ada
bermacam-macam kata frasa transisi yang bisa dipergunakan dalam tulisan-tulisan
ilmiah,sesuai dengan jenis hubungan itu.yang terpenting di antaranya ialah:
1. Hubungan yang
menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebut sebelumnya: lebih lagi; tambahan
(pula), selanjutnya, di samping itu, dan, lalu, seperti halnya, juga, lagi (pula),berikutnya,
kedua, ketiga, akhirnya, tambahan lagi, demikian juga.
2. Hubungan yang
menyatakan pertentangan dengan Sesutu yangtelah
disebut lebih dahulu: tetapu, namun, bagaimanapun juga,walupun demikian,
sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun ,meskipun.
3.
Hubungan yang menyatakn
perbandingan:sama halnya, seperti, dalam hal yang sama,dalam hal yang
demikian, sebagaimana.
4.
Hubungan yang menyatakan
akibat atau hasil:sebab itu,oleh sebab itu, oleh
karena itu,karena itu, jadi,maka , akibatnya.
5.
Hubungan yang mrnyatakan
tujuan: untuk maksud itu, untuk
maksud tersebut,supaya.
6.
Hubungan yang menyatakan singkatan: contoh, intensifikasi: singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, seperti sudah dikatakan ,dengan kata lain, misalnya, yakni, yaitu, sesungguhnya.
7.
Hubungan yang menyatakan
waktu: sementara itu,segera,beberapa saat kemudian, sesudah,kemudian.
8.
Hubungan yang menyatakan
tempat:disini, disitu, dekat, di
seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.[7]
g) Perincian dan Urutan Pikiran
yang dimaksud
dengan perincian dan urutan pikiran adalah bagaimana pengembangan sebuah
gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan-gagasan bawahan yang
menunjanag gagasan utama tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam penyusunan atau pembuatan suatu kalimat
maupun karangan.Tentunya terdapat alinea-alinea yang merupakan pembentuk suatu
kalimat tersebut.Dan tentunya ada bermacam-macam alinea sesuai
peruntukannya,seperti alinea pembuka,alinea penghubung yang terdapat antara
alinea pembuka dan alinea penutup.Dan tentunya memiliki sifat-sifat yang
berbeda tergantung dari jenis karangannya lalu ada alinea penutup untuk
mengakhiri karangan atau bagian karangan jadi harus adanya pengetahuan untuk
mempelajari macam-macam alinea supaya dapat membuat karangan yang baik.jika
ditinjau dari masalah kebahasaan juga ada repetisi,kata ganti,kata
transisi,untuk lebih menjelaskan isi bacaan.
B.
SARAN
Hendaknya selalu memperhatikan bagaimana cara
penggunaan alinea macam-macam alinea kesatuan dan kepaduan maupun masalah
kebahasaannya supaya menjadi kalimat atau karangan yang runtut padu dan menjadi
kesatuan makna dengan selalu memperhatikan hal-hal yang terdapat dalam suatu
kalimat yaitu alinea.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Lukman, ed. Bahasa dan Kesustraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia (BKI).
Jakarta : Gunung Agung, 1967.
Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono, ed. Seminar Bahasa Indonesia 1968. Ende-Flores:
Nusa Indah, 1971
Keraf, Gorys 1977. Tatabahasa
Indonesia, Jakarta: Nusa Indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar