Sabtu, 28 Desember 2013

KESATUAN DAN KEPADUAN DALAM BAHASA INDONESIA

KESATUAN DAN KEPADUAN

BAB I
PENDAHULUAN
 Pada waktu-waktu terakhir ini makin disarankan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Keadaan yang dihadapi adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam diri-nya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia: peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial-nya. Ia memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing-masing.
Bahasan masalah:
a)    Pengertian Alenia
b)   Macam-macam Alenia
c)    Syarat-syarat pembentukan alenia
d)   Kesatuan Alenia      
e)    Kepaduan Alenia    
f)    Masalah Kebahasaan
g)   Perincian dan Urutan Pikiran


BAB II
PEMBAHASAN
a)   Pengertian Alenia
 Alenia atau paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Kegunaan dari paragraf itu sendiri adalah :
1.    Untuk menandai pembukaan topik baru, atau mengembangkan lebih lanjut dari topik sebelumnya.
2.    Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf yang sebelumnya.

b)   Macam-macam Alenia
Berdasarkan sifat dan tujuannya, alenia-alenia dapat dibedakan atas:
1.    Alenia Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai alenia yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab itu sifat-sifat dari alenia semacam ini harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang akan segera diuraikan. Alenia pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena alenia-alenia yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.[1]

Alat untuk menimbulkan minat para pembaca, yang dapat dipergunakan dalam sebuah alinia pembuka, dapat berbeda-beda  pula berdasarkan jenis karangan itu sendiri. Namun ada beberapa cara yang dapat dianjurkan, misalnya : Mulailah dengan sebuah kutipan, peribahasa atauanekdot; atau mulailah dengan membatasi arti dari pokok atau subyek tersebut; menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting.

2.    Alenia Penghubung
Yang dimaksud dengan alinea penghubung adalah semua alinea yang terdapat antara alinea pembuka dan alinea penutup.sifat alinea-alinea penghubung tergantung pula dari jenis karangannya .Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif,naratif atau biografi dan eksposisi,alinea-alinea itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.

3.    Alenia Penutup
Alinea penutup adalah alinea yang di maksudkan untuk mengakhiri karangan.Dengan kata lain alinea ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam alinea-alinea penghubung.Dalam karangan-karangan yang  diskursif atau kontropersal di mana dikembangkan pikiran-pikiran atau argumen-argumen yang segar,maka kesimpulan yang paling baik adalah ringkasan persoalan d jalin dengan pandangan pribadi penulis.

c)    Syarat-syarat Pembentukan Alenia
Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat berikut:
1.    Kesatuan:yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal,suatu tema tertentu.
2.    Koherensi:yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea lain.
3.    Perkembangan alinea: perkembangan alinea adalah penyusunan atau perincian daripada gagasan-gagasan yang membina alinea itu.
Karena ketiga nya memiliki ciri-ciri yang khusus,maka masing-masingnya akan diuraikan secara terperinci dalam bagian-bagian tersrendiri di bawah ini.[2]

d)   Kesatuan Alenia
Yang dimaksud dengan kesatuan ialah bahwa alinea trsebut harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.
Untuk memberi gambaran yang jelas tentang kesatuan yang terkandung dalam sebuah alinea, maka mencoba perhatikan kutipan berikit:
sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat disini ialah bahwasanya tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus pula,masing-masing lepas terpisah dan tidak tergantung dari pada yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsayang memakai bhasa itu,kerangka alam pikiran yang sebut diatas. Oleh sebab itu janganlah kecewa apabila bahasa indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal,tidak mengenal kata dalam sistem kata kerjanya,gugus fonem juga tertentu polanya dan sebagainya.bahasa inggris tidak mengenal “unggah-unggah”.bahasa zulu tidak mempunyai kat ayang berarti “lembu”,tetapi ada kata yang berarti “lembu putih”,”lembu merah”,dan sebagainya. Secara teknis,para linguis mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai sistim fonologi,sistim gramatikal serta pola semantik yang khusus(BKI).[3]
Dalam contoh diatas dapat dilihat bahwa alenia itu hanya mengandung satu gagasan pokok yaitu bahwa “tiap bahasa mempunyai sistim ungkapan yang khusus dan sistim makna yang khusus”.
Dengan tidak memberikan pendapat kita tentang struktur bahasa yang dipergunakan,serta tanda-tanda baca yang dipakai,maka dapat dikatakan bahwa konsentrasi pikiran kita terhadap isi dari alenia tersebut sangat sulit.
Setelah membaca dan mencoba menangkap apa yang tersirat dibelakang alenia tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga tema utama, yang tidak berhubungan satu sama lain, yaitu:
a.    Keaadaan yang biasa diperoleh negara-negara yang mempunyai bahasa kesatuan tidak akan terdapat pada negara-negara yang tidak mempunyai bahasa kesatuan.
b.    Nasib rakyat yang jauh dari kota sangat menyedihkan.
c.    Perlu pionir-pionir untuk mempelajari keadaan rakyat yang jauh dari kota.
Gagasan utama atau gagasan pokok yang didukung oleh sebuah alenia biasanya ditempatkan dalam sebuah kalimat topik atau kalimat pokok.
Kalimat utama  atau kalimat pokok adalah sarana dari gagasan yang di kembangkan dalam alinea itu .
Jadi dalam tulisan-tulisan yang baik,terdapat empat macam cara untuk menempatkan sebuah kalimat topik atau kalimat utama yaitu:
a.    Pada Awal Alinea
Dengan menempatkan kalimat pokok pada awal alinea,gagasan sentral tadi akan mendapat penekanan yang wajar.Alinea semacam ini biasanya bersifat deduktif,yaitu mula-mula mengemukakan pokok persoalan,kemudian menyusul uraian-uraian yang terperinci.Kalimat-kalimat lain dalam alinea tersebut harus dipusatkan untuk memperjelas ide atau gagasan  sentral tadi.Cara ini merupakan metode yang paling baik.
b.    Pada akhir alinea
Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada bagian akhir dari alinea tersebut.dalam hal ini aliea itu bersifat induktif.Cara ini lebih sulit,tetapi lebih efektif,tertama dalam mengemukakan argumentasi.
c.    Pada awal dan akhir alinea
Kalimat topik dapat pula di tempatkan pada bagian awal dan akhir dari alenia. Dalam hal ini kalimat terakhir sering mengulangi gagasan dalam kalimat dalam kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.
d.   Pada seluruh alenia
Kalimat topik atau kalimat utama dapat juga termuat dalam seluruh alinea.Alinea semacam ini terutama dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif atau naratif.[4]

e)    Kepaduan Alinea Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alinea adalah bahwa alinea itu harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik.
Sebuah alinea dapat juga membentuk suatu kesatuan yang kompak walaupun mungkin kepaduan atau koherensinya tidak ada. Kesatuan tergantung dari jumlah gagasan bawahan yang bersama sama menunjang sebuah gagasan utama yang biasanya dinyatakan dalam sebuah kalimat topik.pendeknya sebuah alinea yang tidak memiliki kepaduan yang baik,akan menghadapkan pembaca dengan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan, menghadapkan pembaca dengan urutan-urutan waktu dan fakta yang tidak teratur,atau pengembangan gagasan utamnya dengan peruncian-perincian yang tidak lagi berorientasi kepada pokok utama tadi.
Untuk memperoleh kepaduan yang baik dan mesra antara kalimat-kalimat adalah sebuah alinea,maka harus diperhatikan persyaratan:
a.       Masalah kebahasaan;
b.      Peruncian dan urutan isi alinea[5]
f)    Masalah Kebahasaan
Masalah kebahasaan yang turut mempengaruhsi koherensi sebuah alinea adalah:repetisi,kata ganti dan kata-kata transisi.  
1.    Repetisi
Kepaduan sebuah alinea dapat diamankan dengan mengulang kata-kata kunci,yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah alinea.kata kunci ini mula-mula muncul dalam kalimat pertama lalub di ulang dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kehadiran kata itu berulang ulang dalam kalimat-kalimat alinea berfungsi untuk memelihara koherensi atau kepaduan semua kalimat alinea itu. [6]
2.    Kata ganti
Adalah suatu gejala universal,bahwa dalam berbahasa,sebuah kata yang mengacu kepada manusia benda atau hal tidak akan dipergunakan berulang kali dalam sebuah konteks yang sama misalnya dalam suatu laporan tentang kejahatan yang dilakukan oleh seorang si amat akan terasa mengganggu nadai kata setiap kalimat berikutnya nama si amat di ulang terus menerus. Untuk menghindari segi-segi yang negative dari pengulangan itu,maka setiap bahasa di dunia ini memiliki sebuah alat yang dinamakan kata ganti.kata itu timbul untuk menghindari pengulangan kata tadi(yang disebut anteseden)dalam kalimat-kalimat berikutnya.
Dengan demikian kata ganti dapat pula berfungsi untukmenjadi kepanduan yang baik dan teratur antara kalimat-kalimat yang membina sebuah alinea.
3.    Kata transisi
Kata-kata tranisi fungsinya terletak antara kata ganti dan repetisi.bila repitisi menghendaki pengulangan kata-kata kunci,serta kata ganti tidak menghendaki pengulangan sebuah kata benda,maka dalam masalh kata transisi dibtempuh jalan tengah.
Bila hal ini kita hubungkan dengan proses berpikir pada manusia,maka proses berpikir pada anak-anak bersifat anatalis.ia hanya melihat peristiwa demi peristiwa.Sebaliknuya proses berpikir pada orang-orang dewasa lebih bersifat sintesis.ia coba menghubungkan antara satu gagasan dengan gagasan yang lain.
Ada bermacam-macam kata frasa transisi yang bisa dipergunakan dalam tulisan-tulisan ilmiah,sesuai dengan jenis hubungan itu.yang terpenting di antaranya ialah:
1.    Hubungan yang menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebut sebelumnya: lebih lagi; tambahan (pula), selanjutnya, di samping itu, dan, lalu, seperti halnya, juga, lagi (pula),berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan lagi, demikian juga.
2.    Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan Sesutu yangtelah  disebut lebih dahulu: tetapu, namun, bagaimanapun juga,walupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun ,meskipun.
3.    Hubungan yang menyatakn perbandingan:sama halnya, seperti, dalam hal yang sama,dalam hal yang demikian, sebagaimana.
4.    Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil:sebab itu,oleh sebab itu, oleh karena itu,karena itu, jadi,maka , akibatnya.
5.    Hubungan yang mrnyatakan tujuan: untuk maksud itu, untuk maksud tersebut,supaya.
6.    Hubungan yang menyatakan singkatan: contoh, intensifikasi: singkatnya, ringkasnya,  secara singkat, pendeknya, pada umumnya, seperti sudah dikatakan ,dengan kata lain, misalnya, yakni, yaitu, sesungguhnya.
7.    Hubungan yang menyatakan waktu: sementara itu,segera,beberapa saat kemudian, sesudah,kemudian.
8.    Hubungan yang menyatakan tempat:disini, disitu, dekat, di seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.[7]

g)   Perincian dan Urutan Pikiran
yang dimaksud dengan perincian dan urutan pikiran adalah bagaimana pengembangan sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan-gagasan bawahan yang menunjanag gagasan utama tersebut.



BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam penyusunan atau pembuatan suatu kalimat maupun karangan.Tentunya terdapat alinea-alinea yang merupakan pembentuk suatu kalimat tersebut.Dan tentunya ada bermacam-macam alinea sesuai peruntukannya,seperti alinea pembuka,alinea penghubung yang terdapat antara alinea pembuka dan alinea penutup.Dan tentunya memiliki sifat-sifat yang berbeda tergantung dari jenis karangannya lalu ada alinea penutup untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan jadi harus adanya pengetahuan untuk mempelajari macam-macam alinea supaya dapat membuat karangan yang baik.jika ditinjau dari masalah kebahasaan juga ada repetisi,kata ganti,kata transisi,untuk lebih menjelaskan isi bacaan.
B.  SARAN
Hendaknya selalu memperhatikan bagaimana cara penggunaan alinea macam-macam alinea kesatuan dan kepaduan maupun masalah kebahasaannya supaya menjadi kalimat atau karangan yang runtut padu dan menjadi kesatuan makna dengan selalu memperhatikan hal-hal yang terdapat dalam suatu kalimat yaitu alinea.







DAFTAR PUSTAKA
Ali Lukman, ed. Bahasa dan Kesustraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia (BKI). Jakarta : Gunung Agung, 1967.
Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono, ed. Seminar Bahasa Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah, 1971
Keraf, Gorys  1977. Tatabahasa Indonesia, Jakarta: Nusa Indah



[1]  Groys Keraf. Kesatuan dan Kepaduan Paragraf. Jakarta: , 1979. Hlm 63
[2]  Ibid. Hlm 65
[3]  Ibid. Hlm 66
[4]  Ibid. Hlm 68
[5]  Ibid. Hlm 70
[6]  Ibid. Hlm 72
[7] Ibid. Hlm 74

Disusun oleh:
Siti Nur Zakiyah   
Winda Fitriyani     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar